
A. Asal usul
Rambutan
(Nephelium sp.) merupakan tanaman buah hortikultural berupa pohon dengan famili
Sapindacaeae. Tanaman buah tropis ini dalam bahasa Inggrisnya disebut Hairy
Fruit berasal dari Indonesia.
Hingga saat ini telah menyebar luar di daerah yang beriklim tropis seperti
Filipina dan negara-negara Amerika Latin dan ditemukan pula di daratan yang
mempunyai iklim sub-tropis.
B. Botani
|
||||||||||||||
Nephelium lappaceum
L. |
Rambutan
adalah tanaman tropis
yang tergolong ke dalam suku lerak-lerakan atau Sapindaceae, berasal dari
daerah kepulauan di Asia Tenggara.
Kata "rambutan" berasal dari bentuk buahnya yang mempunyai kulit
menyerupai rambut.
Rambutan banyak terdapat di
daerah tropis seperti Afrika,
Kamboja, Karibia
, Amerika Tengah, India, Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand dan Sri Lanka.
Pohon hijau abadi, menyukai suhu tropika
hangat (suhu rata-rata 25 derajat Celsius), tinggi dapat mencapai 8m namun
biasanya tajuknya melebar hingga jari-jari 4m. Daun majemuk menyirip dengan
anak daun 5 hingga 9, berbentuk bulat telur, dengan variasi tergantung umur,
posisi pada pohon, dan ras lokal.
Pertumbuhan rambutan
dipengaruhi oleh ketersediaan air. Setelah masa berbuah selesai, pohon
rambutan akan bersemi (flushing) menghasilkan cabang dan daun baru.
Tahap ini sangat jelas teramati dengan warna pohon
yang hijau muda karena didominasi oleh daun muda. Pertumbuhan ini akan berhenti
ketika ketersediaan air terbatas dan tumbuhan beristirahat tumbuh.
Perbaikan
varietas yang dilakukan di
Indonesia dan sejumlah negara lain hingga saat ini dilakukan oleh lembaga
penelitian milik pemerintah. Di Indonesia, Balai Penelitian Buah Solok yang melakukan tugas
ini. Pola perbaikan yang diterapkan hingga saat ini adalah seleksi dari plasma nutfah yang tumbuh
di berbagai pusat keanekaragaman di Indonesia,
terutama di Sumatera, Kalimantan, serta Jawa.
Lembaga di Malaysia yang melakukan perbaikan kultivar adalah MARDI.
hingga 2005
adalah
1. 'Rapiah' dari Pasarminggu,
2. 'Bahrang' dari Langkat,
3. 'Lebakbulus' dari Pasarminggu,
4. 'Sibatuk Ganal' dari Sungai Andai, Kalimantan
Selatan,
5. 'Nona' dari Kampar, Riau,
6. 'Binjai' dari Pasarminggu
7. 'Antalagi' dari Sungai Andai, Kalimantan Selatan,
8. 'Sibongkok' dari Sungai Luhut, Kalimantan Selatan,
9. 'Garuda' dari Sungai Andai, Kalimantan Selatan
10.'Tangkue Lebak' dari Kecamatan Maja, Kalimantan
Selatan,
11.'Narmada' dari
NTB,
12.'Kundur' dari Riau
Selain itu, dikenal pula beberapa ras lokal
yang juga dikenal baik untuk keperluan terntentu, seperti 'Sinyonya' dan
'Sitangkue' yang dianjurkan untuk digunakan sebagai batang bawah dalam okulasi.
Jenis Tanaman
Dari survey yang telah
dilakukan terdapat 22 jenis rambutan baik yang berasal dari galur murni maupun
hasil okulasi atau penggabungan dari dua jenis dengan galur yang berbeda.
Ciri-ciri yang membedakan setiap jenis rambutan dilihat dari sifat buah (dari
daging buah, kandungan air, bentuk, warna kulit, panjang rambut). Dari sejumlah
jenis rambutan diatas hanya beberapa varietas rambutan yang digemari orang dan
dibudidayakan dengan memilih nilai ekonomis relatif tinggi diantaranya:
1) Rambutan Rapiah buah tidak terlalu lebat tetapi
mutu buahnya tinggi, kulit berwarna hijau-kuning-merah tidak merata dengan
beramut agak jarang, daging buah manis dan agak kering, kenyal, ngelotok dan
daging buahnya tebal, dengan daya tahan dapat mencapai 6 hari setelah dipetik.
2) Rambutan Aceh Lebak bulus pohonnya tinggi dan
lebat buahnya dengan hasil rata-rata 160-170 ikat per pohon, kulit buah
berwarna merah kuning, halus, rasanya segar manis-asam banyak air dan ngelotok
daya simpan 4 hari setelah dipetik, buah ini tahan dalam pengangkutan.
3) Rambutan Cimacan, kurang lebat buahnya dengan
rata-rata hasil 90-170 ikat per pohon, kulit berwarna merah kekuningan sampai
merah tua, rambut kasar dan agak jarang, rasa manis, sedikit berair tetapi
kurang tahan dalam pengangkutan.
4) Rambutan Binjai yang merupakan salah satu rambutan
yang terbaik di Indonesia
dengan buah cukup besar, dengan kulit berwarna merah darah sampai merah tua rambut
buah agak kasar dan jarang, rasanya manis dengan asam sedikit, hasilbuah tidak
selebat aceh lebak bulus tetapi daging buahnya ngelotok.
5) Rambutan Sinyonya, jenis rambutan ini lebat
buahnya dan banyak disukai terutama orang Tionghoa, dengan batang yang kuat
cocok untuk diokulasi, warna kulit buah merah tua sampai merah anggur, dengan
rambut halus dan rapat,rasa buah manisa sam, banyak berair, lembek dan tidak
ngelotok.
Manfaat Tanaman
Tanaman buah rambutan sengaja
dibudidayakan untuk dimanfaatkan buahnya yang mempunyai
gizi, zat tepung, sejenis gula yang mudah terlarut dalam air, zat protein
dan asam amino, zat lemak, zat enzim-enzim yang
esensial dan nonesensial, vitamin dan zat mineral makro, mikro yang menyehatkan
keluarga, tetapi ada pula sementara masyarakat yang memanfaatkan sebagai pohon
pelindung di pekarangan, sebagai tanaman hias.
Sentra pertumbuhan
Di Indonesia yang menjadi
sentra penanaman rambutan adalah di Jawa khususnya yang sangat besar produksi
buah rambutan antara lain di Bekasi, Kuningan, Malang,Probolinggo, Lumajang dan
di Garut.
C.
Syarat Tumbuh
Iklim
1) Dalam budidaya rambutan
angin berperan dalam penyerbukan bunga.
2) Intensitas curah hujan
yang dikehendaki oleh pohon rambutan berkisar antara 1.500-2.500 mm/tahun dan
merata sepanjang tahun
3) Sinar matahari harus
dapat mengenai seluruh areal penanaman sejak dia terbit sampai tenggelam,
intensitas pancaran sinar matahari erat kaitannya dengan suhu lingkungan.
4) Tanaman rambutan akan
dapat tumbuh berkembang serta berbuah dengan optimal pada suhu sekitar 25
derajat C yang diukur pada siang hari. Kekurangan sinar matahari dapat
menyebabkan penurunan hasil atau kurang sempurna
(kempes).
5) Kelembaban udara yang
dikehendaki cenderung rendah karena kebanyakan tumbuh di dataran rendah dan
sedang. Apabila udara mempunyai kelembaban yang rendah, berarti udara kering
karena miskin uap air. Kondisi demikian cocok untuk pertumbuhan tanaman
rambutan.
1) Rambutan dapat tumbuh
baik pada lahan yang subur dan gembur serta sedikit
Media Tanam
mengandung pasir, juga
dapat tumbuh baik pada tanah yang banyak mengandung bahan organik ataui pada
tanah yang keadaan liat dan sedikit pasir.
2) Pada dasarnya
tingkat/derajat keasaman tanah (pH) tidak terlalu jauh berbeda dengan tanaman
perkebunan lainnya di Indonesia
yaitu antara 6-6,7 dan kalau kurang dari 5,5 perlu dilakukan pengapuran
terlebih dahulu.
3) Kandungan air dalam
tanah idealnya yang diperlukan untuk penanaman pohon rambutan antara 100-150 cm
dari permukaan tanah.
4) Pada dasarnya tanaman
rambutan tidak tergantung pada letak dan kondisi tanah, karena keadaan tanah
dapat dibentuk sesuai dengan tata cara penanaman yang benar (dibuatkan
bedengan) sesuai dengan petunjuk yang ada.
Ketinggian
Tempat
Rambutan
dapat tumbuh subur pada dataran rendah dengan ketinggian antara 30-
500 m dpl. Pada ketinggian dibawah 30 m dpl
rambutan dapat tumbuh namun tidak begitu baik hasilnya.
D. Pembudidayaan
Pembibitan
1) Persyaratan Benih
Benih yang diambil biasanya
dipilih dari benih-benih yang disukai oleh masyarakat
konsumen antara lain: Rambutan Rapiah,
Rambutan Aceh, Lebak bulus, Rambutan
Cimacan, Rambutan, Rambutan Sinyonya.
2) Penyiapan Benih
Persiapan benih biji yang dipergunakan sebagai
pohon pangkal setelah buah dikupas
dan diambil bijinya dengan jalan fermentasi biasa (ditahan selama 1-2
hari) sesudah itu di angin-anginkan selama 24
jam (sehari semalam) dan biji siap disemaikan. Disamping itu dapat pula direndamdengan larutan
asam dengan perbandingan
1:2 dari air dan larutan asam yang terdiri dari asam chlorida (HCl)
25% atau Asam Sulfat (H2S04) BJ = 1.84, caranya
direndam selama 15 menit kemudian
dicuci dengan air tawar yang bersih sebanyak 3 kali berulang dengan
air yang mengalir selama 10 menit dan
dianginkan selama 24 jam. Untuk
menghidari jamur biji dapat
dibalur dengan larutan Dithane 45, Attracol 70 WP atau fungisida lainnya.
3) Teknik Penyemaian Benih
Teknik penyemaian benih
dipilih lahan yang gembur dan mudah mendapat pengairan serta mudah dikeringkan
disamping itu mudah diawasi seperti: mencangkul tanah sedalam 20-30 cm sambil
dibersihkan dari rumput-rumput, batu-batu dan sisa pepohonan dan benda keras
lainnya. Kemudian tanah dihaluskan sehingga menjadi gembur dan buatkan
bedang-bedeng yang berukuran 1-1,5 m lebar dan tinggi sekitar 30 cm, panjang
disesuaikan dengan luas pekarangan/persawahan. Tetapi idealnya panjang bedengan
sekitar 10 m, dengan keadaan arah membujur dari Utara ke Selatan, supaya
mendapatkan banyak sinar matahari walaupun setelah diberi atap pelindung,
dengan jarak antara bedeng 30 cm dan untuk menambah kesuburan dapat diberi
pupuk hijau, kompos/pupuk kandang yang sudah matang dan benih siap disemaikan.
Selain dengan melalui proses pengecambahan juga biji dapat langsung
ditunggalkan pada bedeng-bedeng yang sudah disiapkan, untuk menyiapkan pohon
pangkal lebih baik melalui proses pengecambahan, biji-biji tersebut ditanam
pada bedengbedeng yang berjarak 10 X 10 cm setelah berkecambah dan berumur
1-1,5 bulan dan sudah tumbuh daun sekitar 2-3 helai maka bibit dapat
dipindahkan dari bedeng persemaian ke bedeng penanaman. 4) Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Setelah bibit berkecambang
dan telah berumur 1-1,5 bulan disiram pagi sore, setelah kecambah dipindah ke
bedeng pembibitan penyiraman cukup 1 kali tiap pagi hari sampai menjelang mata
hari terbit, dengan menggunakan "gembor" supaya merata dan tidak
merusak bedengan dan diusahakan air dapat menembus sedalam 3-4 cm dari
permukaan. Kemudian dilakukan pendangiran bedengan supaya tetap gembur dan
dilakukan setiap 2-3 minggu sekali, rumput yang tumbuh disekitarnya supaya
disiangi, hindarkan dari serangan hama dan penyakit, sampai umur kurang lebih 1
tahun persemaian yang dilakukan terhadap pohon baru setelah itu dapat dilakukan
pengokulasian yang ditentukan dengan system Fokkert yang sudah disempurnakan
yang sebelumnya daun-daun dirontokkan pada pohon induk yang telah dipilih mata
kulitnya dan kemudian setelah disiapkan tempat untuk penempelan mata kulit
tersebut sampai mata kulit itu tumbuh tunas, setelah itu tunas asli pada pohon
induk yang telah ditempel dipangkas, kemudian rawat dengan penyiraman 2 kali
sehari dan mendangir serta membersihkan rumput-rumput yang ada disiangi,
kemudian dapat juga diberi pupuk urea 10 gram untuk tiap 1 m² untuk 25 tanaman
rambutan.
5) Pemindahan Bibit
Cara pemindahan bibit yang
telah berkecambah atau di cangkok maupun diokulasi dapat dengan
mencungkil/membuka plastik yang melekat pada media penanaman dengan cara
hati-hati jangan sampai akar menjadi rusak dan dilakukan penyungkilan sekitar 5
cm dan agar tumbuh akar lebih banyak maka dalam penanaman kembali akar tunggangnya
dapat dipotong sedikit untuk menjaga penguapan kemudian lebar daun dipotong
separuh serta keping yang menempel dibiarkan sebab berfungsi sebagai cadangan
makanan sebelum dapat menerima makanan dari tanah yang baru. Dan ditanam pada
bedeng pembibitan dengan jarak 30-40 cm dan ditutupi dengan atap yang dipasang
miring lebih tinggi di Timur dengan harapan dapat lebih banyak kena sinar mata
hari pagi.
Pengolahan Media Tanam
1) Persiapan
Pilihlah
tanah yang subur, hindari daerah yang berkondisi tanahnya terlampau liat dan tidak memiliki sirkulasi yang baik, meskipun pada
daerah perbukitan tetapi tanahnya subur dengan cara
membuat sengkedan (teras) pada bagian yang curam, kemudian
untuk menggemburkan tanah perlu dibajak atau cukup dicangkul dengan kedalaman sekitar 30 cm secara merata.
2) Pembukaan Lahan
Tanah
yang akan dipergunakan untuk kebun rambutan dikerjakan semua secara bersama, tanaman pengganggu seperti semak-semak dan
rerumputan dibuang dan benda-benda keras
disingkirkan kemudian tanah dibajak/dicangkul. Bila bibit berasal dari cangkokan pengolahan tanah tidak perlu terlalu
dalam tetapi kalau dari hasil okulasi perlu
pengolahan yang cukup dalam. Kemudian dibuatkan saluran
air selebar 1 meter dan kedalam disesuaikan dengan kedalaman air tanah, guna mengatasi sistem pembuangan air yang kurang
lancar. Tanah yang kurus dan kurang humus atau
tanah cukup liat diberikan pupuk hijau yang dibuat dengan cara mengubur ranting-ranting dan dedaunan dan
kondisi ini dibiarkan selama kurang lebih 1 tahun
sebelumnya.
3) Pembentukan Bedengan
Setelah
tanah keadaan gembur dan buatkan bedeng-bedengan yang berukuran 8 m lebar dan tinggi sekitar 30 cm dengan perataan dasar
atasnya guna menopang bibit yang akan ditanam, panjang
disesuaikan dengan luas pekarangan/persawahan. Tetapi
idealnya panjang bedengan sekitar 10 m, dengan keadaan
arah membujur dari utara ke selatan, supaya mendapatkan banyak sinar matahari pagi walaupun setelah diberi atap pelindung,
dengan jarak antara bedeng 1 m yang diharapkan untuk
lalu-lintas para pekerja dan dapat dipergunakan
sebagai saluran air pembuangan, dan untuk menambah kesuburan dapat diberi pupuk hijau, kompos/pupuk kandang yang sudah
matang
4) Pengapuran
Pengapuran
pada dataran yang berasal dari tambak dan juga dataran yang baru terbentuk tidak bisa ditanami, selain tanah masih bersifat
asam juga belum terlalu subur, setelah lobang-lobang itu
digali dengan ukuran penanaman di pekarangan dan dasarnya
ditaburkan kapur sebanyak 0,5 liter untuk setiap lobang guna menetralkan pH tanah hingga mencapai 6-6,7 sebagai syarat
tumbuhnya tanaman rambutan, setelah 1 minggu dari
penaburan kapur diberi pupuk kandang supaya tanah menjadi
subur.
5) Pemupukan
Setelah jangka waktu 1
minggu dari pemberian kapur pada lubang-lubang yang ditentukan kemudian diberikan pupuk kandang sebanyak 25 kg
(kurang lebih 1 blek) dan setelah 1 minggu lahan
baru siap untuk ditanami bibit rambutan yang telah jadi.
Teknik Penanaman
1) Penentuan Pola Tanaman
Penyiapan
pohon pangkal sebaiknya melalui proses perkecambahan kemudian ditanam dengan jarak 10 x 10 cm setelah berkecambah dan
berumur 1-1,5 bulan atau telah tumbuh daun sebanyak
3 helai maka bibit/zaeling dapat dipindahkan pada bedeng ke
dua dengan jarak 1-14 meter. Untuk menghindari sengatan sinar matahari secara langsung dibuat atap yang berbentuk miring
lebih tinggi ke Timur dengan maksud supaya mendapatkan
sinar matahari pagi hari secara penuh.
2) Pembuatan Lubang Tanaman
Pembuatan
lubang pada bedeng-bedeng yang telah siap untuk tempat penanaman bibit rambutan yang sudah jadi dilakukan setelah
tanah diolah secara matang kemudian dibuat
lobang-lobang dengan ukuran 1 x 1 x 0,5 m yang sebaiknya
telah dipersiapkan 3-4 pekan sebelumnya dan pada waktu penggalian tanah yang diatas dan yang dibawah dipisahkan yang nantinya
dipergunakan
untuk penutup kembali lubang yang telah diberi
tanaman, sedangkan jarak antar lubang sekitar 12-14 m.
3) Cara Penanaman
Setelah
berlangsung selama 2 pekan lubang ditutup dengan susunan tanah seperti sedia kala dan tanah yang bagian atas dikembalikan
setelah dicampur dengan 3 blek (1 blek kurang
lebih 20 liter) pupuk kandang yang sudah matang,dan kira-kira 4 pekan dan tanah
yang berada di lubang bekas galian tersebut sudah mulai
menurun baru rambutan ditanam dan tidak perlu terlalu dalam secukupnya, maksudnya batas antara akar dan batang rambutan
diusahakan setinggi permukaan tanah yang ada disekelilingnya.
4) Lain-lain
Pada
awal penanaman di kebun perlu diberi perlindungan yang rangkanya dibuat dari bambu/bahan lain dengan dipasang posisi agak tinggi
disebelah Timur, agar tanaman mendapatkan lebih banyak
sinar matahari pagi dari pada sore hari, dan untuk atapnya
dapat dibuat dari daun nipah, kelapa/tebu. Sebaiknya penanaman dilakukan pada awal musim penghujan, agar kebutuhan air
dapat dipenuhi secara alamiah.
Pemeliharaan Tanaman
1) Penjarangan dan
Penyulaman
Karena
kondisi tanah telah gembur dan mudah tanaman lain akan tumbuh kembali terutama Gulma (tanaman pengganggu), seperti
rumput-rumputan dan harus disiangi sampai radius 1-2 m
sekeliling tanaman rambutan. Apabila bibit tidak tumbuh
dengan baik segera dilakukan penggantian dengan bibit cadangan.
2) Perempalan
Agar
supaya tanaman rambutan mendapatkan tajuk yang rimbun, setelah tanaman berumur 2 tahun segera dilakukan peempelan/
pemangkasan pada ujung cabang-cabangnya.
Disamping untuk memperoleh tajuk yang seimbang juga
berguna memberi bentuk tanaman, memperbanyak dan mengatur produksi agar tanaman tetap terpelihara. Pemangkasan juga perlu
dilakukan setelah masa panen buah berakhir dengan
harapan muncul tajuk-tajuk baru sebagai tempat munculnya
bunga baru pada musim berikutnya dan hasil berikutnya dapat meningkat.
3) Pemupukan
Untuk menjaga agar
kesuburan lahan tanaman rambutan tetap stabil perlu diberikan pupuk secara berkala dengan aturan:
a) Pada tahun ke 2 setelah
penanaman bibit diberikan pada setiap pohon dengan campuran 30 kg pupuk kandang, 50 kg TSP, 100 gram Urea dan
20 germ ZK dengan cara ditaburkan disekeliling pohon/dengan jalan
menggali disekeliling pohon sedalam 30 cm selebar antara 40-50 cm, kemudian
masukkan campuran tersebut dan tutup kembali dengan tanah galian sebelumnya.
b) Tahun berikutnya perlu
dosis pemupukan perlu ditambah dengan komposisi 50 kg pupuk kandang, 60 kg TSP,
150 gr Urea dan 250 gr ZK dengan cara pemupukan yang sama, apabila menggunakan
pupuk NPK maka perbandingannya 15:15:15 dengan ukuran diantara 75-125 kg untuk
setiap ha, dan bila ditabur dalam musim hujan dan dengan komposisi 250-350 kg
apabila
dilakukan saat awal musim
penghujan.
4) Pengairan dan Penyiraman
Selama
dua minggu pertama setelah bibit yang berasal dari cangkokan/okulasi ditanam,
penyiraman dilakukan sebanyak dua kali sehari, pagi dan sore. Dan minggu-minggu
berikutnya penyiraman dapat dikurangi menjadi satu kali sehari. Apabila tanaman
rambutan telah tumbuh benar-benar kuat frekuensi penyiraman bisa dikurangi lagi
yang dapat dilakukan saat-saat diperlukan saja. Dan bila turunterlalu lebat
diusahakan agar sekeliling tanaman tidak tegenang air dengan cara membuat
lubang saluran untuk mengalirkan air.
5) Waktu Penyemprotan
Pestisida
Guna
mencegah kemungkinan tumbuhnya penyakit/hama karena kondisi cuaca/hewan-hewan
perusak maka perlu dilakukan penyemprotan pestisida umumnyadilakukan antara
15-20 hari sebelum panen dan juga apabila kelembaban udara terlalu tinggi akan
tumbuh cendawan, apabila musim penghujan mulai tiba perlu disemprot fungisida
beberapa kali selama musim hujan pestisida dan insektisida
6) Pemeliharaan Lain
Untuk
memacu munculnya bunga rambutan diperlukan larutan KNO(Kalsium Nitrat)
yang akan mempercepat 10 hari lebih awal dari pada tidak diberi
KNOdan juga mempunyai keunggulan memperbanyak
"dompolan" bunga (tandan) rambutan pada setiap stadium (tahap perkembangan)
serta mempercepat pertumbuhan buah rambutan.
Hama Dan Penyakit
Hama pada Daun
Hama tanaman
rambutan berupa serangga seperti semut, kutu, kepik, kalong dan bajing serta hama lainya seperti,
keberadaan serangga ini dipengaruhi factor lingkungan baik lingkungan biotik
maupun abiotik. misal: ulat penggerek buah (Dichocricic punetiferalis)
warna kecoklat-coklatan dengan ciri-ciri buah menjadi kering dan berwarna
hitam, Ulat penggerek batang (Indrabela sp) membuat kulit kayu dan mampu
membuat lobang sepanjang 30 cm, Ulat pemakan daun (Ploneta diducta/ulat keket)
memakan daun-daun terutama pada musim kemarau. Ulat Jengkal (Berta
chrysolineate) pemakan daun muda sehingga penggiran daun menjadi kering,
keriting berwarna cokelat kuning.
Penyakit
Penyakit
tanaman rambutan disebabkan organisme semacam ganggang (Cjhephaleusos sp)
yang diserang umumnya daun tua dan muncul pada musim hujan dengan ciri-ciri
adanya bercak-bercak kecil dibagian atas daun disertai seratserat halus
berwarna jingga yang merupakan kumpulan sporanya. Ganggang Chaphaleuros
kesimbiose dengan lumut kerek (lichen) dan dapat dijumpai pada daun dan batang
rambutan, yang nampak seperti panu sehingga ranting yang diserang dapat mati;
Penyakit akar putih disebabkan oleh cendawan (jamur) Rigidoporus Lignosus
dengan tanda rizom berwarna putih yang menempel pada akar dan apabila akar yang
kena dikupas akan nampak warna kecoklatan.
Gulma
Segala
macam tumbuhan pengganggu tanaman rambutan yang berbentuk rerumputan yang
berada disekitar tanaman rambutan yang akan mengganggu pertumbuhan perkembangan
bibit rambutan oleh sebab itu perlu dilakukan penyiangan secara rutin.
D.
Panen & Pasca panen
Panen
Ciri dan Umur Panen
Buah
rambutan yang telah matang dengan ciri-ciri melihat warna yang disesuikan dengan
jenis rambutan yang ada juga dengan mencium baunya serta yang terakhir dengan
merasakan rambutan yang sudah masak dibandingkan dengan rambutan yang belum
masak, dapat dipastikan bahwa pemanenan dilakukan sekitar bulan Nopember sampai
Februari, juga dapat dipengaruhi musim kemarau atau musim penghujan.
Cara Panen
Cara
pemanenan yang terbaik adalah dipetik beserta tungkalnya yang sudah matang (hanya
yang sudah masak) sekaligus melakukan pemangkasan pohon agar tidak menjadi
rusak. Pemangkasan dilakukan sekaligus panen agar dapat bertunas kembali cepat
berbuah apabila pemetikan tidak terjangkau dapat dilakukan dengan menggunakan
galah untuk mengkait tangkai buah rambutan secara benar.
Periode Panen
Periode
pemanenan buah rambutan dilakukan pada sekitar bulan Nopember sampai dengan
Februari (masa musim penghujan). Dengan dicari buah yang masak dan yang belum
masak supaya ditinggal dulu dan kemudian dipanen kembali
Prakiraan Produksi
Apabila
penanganan dan pemeliharaan semenjak pembibitan hingga panen dilakukan secara
baik dan benar serta memenuhi aturan yang ada maka dapat diperkirakan
mendapatkan hasil yang maksimal. Setiap pohonnya dapat mencapai hasil minimal
0,10 kuintal, dan maksimal dapan mencapai 1,75 kuintal setiap pohonnya.
Pasca panen
Pengumpulan
Setelah
dilakukan pemanenan yang benar buah rambutan harus diikat secara baik, biasanya
dikumpulkan tidak jauh dari lokasi pohon sehingga selesai pemanenan secara
keseluruhan.
Penyortiran dan
Penggolongan
Tujuan
penyortiran buah rambutan yang bagus agar harga jualnya tinggi, biasanya dipilih
berdasarkan ukuran dan mutunya, buah yang kecil tetapi baik mutunya dapat dicampur
dengan buah yang besar dengan sama mutunya, yang biasanya dijual dalam bentuk
ikatan dan perlu diingat bahwa dalam 1 ikatan diusahakan sama besar dan sama
baik mutunya. Dan dilakukan sesuai dengan jenis rambutan, jangan dicampur
adukkan dengan jenis yang lain.
Penyimpanan
Penyimpanan
yang terbaik untuk mengawetkan buah rambutan biasanya dilakukan dengan jalan
dibuat asinan/manisan dan dimasukkan dalam kaleng/botol atau dapat juga dengan
menggunakan kantong plastik. Hal ini dapat menjaga kesterlilan dan ketahanan
serta lama penyimpanannya.
Pengemasan dan
Pengangkutan
Hasil
jual dapat tinggi tidak tergantung dari rasanya saja,tetapi pada kenampakandan cara
pengikatannya,apabilaakan dijual tidak jauh dari lokasi maka cukup diikat dan kemudian
di angkut dengan kendaraan/dimasukkan dalam karung. Untuk pengiriman dengan
jarak yang agak jauh (antar pulau) yang membutuhkan waktu hingga 2-3 hari lamanya
perjalanan rambutan. Caranya di pak dengan menggunakan peti sebelum dipilih dan
di pak sebaiknya dicuci terlebih dahulu dengan air sabun dan dibilas kemudian
dikeringkan, setelah dipisah dari tangkainya, apabila ada yang terkena jamur
sebaiknya direndam dulu dengan larutan soda 1,5% selama 3-5 menit kemudian
disikat dengan sikat yang lunak. Setelah itu disusun berderet berbentuk sudut
terhadap sisi peti, yang sebelumnya dialasi dengan lumut/ sabut kelapa, setelah
itu dilapisi dengan kertas minyak. Setelah penuh lapisan atas dilapisi lagi dengan
kertas minyak dan dengan sabut kelapa yang terakhir ditutup dengan papan, sebaiknya
kedua sisi panjang dibentuk agak gembung, biasanya penempatan peti bagian yang
pendek ditempatkan dibawah didalam perjalanan.
D.
Analisis Ekonomi Dan Budaya Tanaman
Analisis Usaha Budidaya
Untuk mendukung perhitungan
analisis usaha tani rambutan secara konvensional ada beberapa hal yang
perlu diketahui antara lain:
1) Tanaman rambutan
dibudidayakan secara pencangkokan atau mengokulasi dengan jarak tanam
12-14 m sehingga populasi tanaman setiap hektar mencapai 1000
tanaman.
2) Varietas tanaman
rambutan yang dibudidayakan merupakan jenis yang disukai konsumen.
3) Di lokasi penanaman
diusahakan yang dekat dengan sumber air, dekat dengan sipekerja.
4) Tenaga kerja dibedakan
menjadi dua yakni tenaga kerja pria (HKP) dan tenaga kerja wanita (HKW),
dengan ongkostenaga kerja pria lebih tinggi dari pada tenaga kerja
wanita dengan jam kerja per harinya 8 jam.
5) Budidaya rambutan
dilakukan pada musim (Maret-September).
Gambaran Peluang
Agribisnis
Buah rambutan merupakan
buah populer di kawasan ASEAN, khususnya di tanh air dn di negara Jiran Malaysia tempat
asal buah rambutan. Buah rambutan dapat dikonsumsi langsung
(buah segar) ataupun diolah menjadi buah kalen dan manisan buah
rambutan. Rambutan selain sebagai buah segar yang digemari, hasil
olahannya pun menjadi
komoditi primadona yang memiliki prospek
cukup cerah di Asia dan di negara-negara lainnya.
Pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri masih merupakan lahan pemasaran
yang menjanjikan. Sehingga sangat tepat untuk membudidayakan buah rambutan
secara intensif dengan didukung kondisi alam yang ada.
E. DAFTAR PUSTAKA
1) Mahisworo, Kusno Susanto dan Agustinus Anung, Bertanam
Rambutan; Jakarta:
Penebar Swadaya, 1991, cet ke-3. 80p; 21 cm.
2) Rahardi F.; Rina Nirwan S. dan Iman Satyawibawa,
Agribisnis tanaman
perkebunan. Jakarta:
Penebar Swadaya, 1994. Vi + 67p; ilus.; 21 p.
Jakarta, Februari 2000
Sumber : Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di
Perdesaan, BAPPENAS
Editor : Kemal Prihatman
0 komentar:
Posting Komentar