Wortel/carrots (Daucus
carota L.) bukan tanaman asli Indonesia, berasal dari negeri yang beriklim
sedang (sub-tropis) yaitu berasal dari Asia Timur Dekat dan Asia Tengah.
Ditemukan tumbuh liar sekitar 6.500 tahun yang lalu. Rintisan budidaya wortel
pada mulanya terjadi di daerah sekitar Laut Tengah, menyebar luas ke kawasan
Eropa, Afrika, Asia dan akhirnya ke seluruh bagian dunia yang telah terkenal
daerah pertaniannya.
Di Indonesia budidaya wortel pada mulanya hanya terkonsentrasi di Jawa
Barat yaitu daerah Lembang dan Cipanas. Namun dalam perkembangannya menyebar
luas ke daerah-daerah sentra sayuran di Jawa dan Luar Jawa. Berdasarkan hasil
survei pertanian produksi tanaman sayuran di Indonesia (BPS, 1991) luas areal
panen wortel nasional mencapai 13.398 hektar yang tersebar di 16 propinsi
yaitu; Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bengkulu, Sumatera Utara, Sumatera
Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Bali, NTT, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara,
Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku dan Irian Jaya.
Dalam
taksonomi
tumbuhan, wortel diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
(tumbuh-tumbuhan)
Divisi :
Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Sub-Divisi : Angiospermae
Klas : Dicotyledonae
Ordo :
Umbelliferales
Famili : Umbelliferae
(Apiaceae)
Genus : Daucus
Spesies : Daucus carrota L.
Tanaman wortel banyak ragamnya, tetapi bila dilihat bentuk umbinya dapat
dipilih menjadi 3 golongan, yakni :
a) Tipe Chantenay :
berbentuk bulat panjang dengan ujung yang tumpul.
b) Tipe Imperator :
berbentuk bulat panjang dengan ujung runcing.
c) Tipe Nantes :
merupakan tipe gabungan antara imperator dan chantenay.
Wortel merupakan bahan pangan (sayuran) yang digemari dan dapat
dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Bahkan mengkonsumsi wortel sangat
dianjurkan, terutama untuk menghadapi masalah kekurangan vitamin A. Dalam
setiap 100 gram bahan mengandung 12.000 S.I vitamin A.
2.1. Syarat Tumbuh Tanaman Wortel
· Iklim
1. Tanaman wortel merupakan sayuran dataran
tinggi. Tanaman wortel pada permulaan tumbuh menghendaki cuaca dingin dan
lembab. Tanaman ini bisa ditanaman sepanjang tahun baik musim kemarau maupun
musim hujan.
2. Tanaman wortel membutuhkan lingkungan tumbuh
dengan suhu udara yang dingin dan lembab. Untuk pertumbuhan dan produksi umbi
dibutuhkan suhu udara optimal antara 15,6-21,1 derajat C. Suhu udara yang
terlalu tinggi (panas) seringkali menyebabkan umbi kecil-kecil (abnormal) dan
berwarna pucat/kusam. bila suhu udara terlalu rendah (sangat dingin), maka umbi
yang terbentuk menjadi panjang kecil.
·
Media Tanam
1. Keadaan tanah yang cocok untuk tanaman wortel
adalah subur, gembur, banyak mengandung bahan organik (humus), tata udara dan
tata airnya berjalan baik (tidak menggenang).
2. Jenis tanah yang paling baik adalah andosol.
Jenis tanah ini pada umumnya terdapat di daerah dataran tinggi (pegunungan).
3. Tanaman ini dapat tumbuh baik pada keasaman
tanah (pH) antara 5,5-6,5 untuk hasil optimal diperlukan pH 6,0-6,8. Pada tanah
yang pH-nya kurang dari 5,0, tanaman wortel akan sulit membentuk umbi.
4. Demikian pula tanah yang mudah becek atau
mendapat perlakuan pupuk kandang yang berlebihan, sering menyebabkan umbi
wortel berserat, bercabang dan berambut.
·
Ketinggian Tempat
Di Indonesia wortel umunya ditanam di dataran tinggi pada ketinggian
1.000-1.200 m dpl. tetapi dapat pula ditanam di dataran medium (ketinggian
lebih dari 500 m dpl.), produksi dan kualitas kurang memuaskan.
2.2. Pedoman Teknis Budidaya Tanaman Wortel
·
Pembibitan
- Persyaratan Benih
Untuk mendapatkan hasil yang optimal, sumber benih yang menjadi bibit
harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a) Tanaman tumbuh subur dan kuat.
b) Bebas hama dan penyakit/sehat.
c) Bentuknya seragam.
d) Dari jenis yang berumur pendek.
e) Berproduksi tinggi.
- Penyiapan
Benih
Wortel diperbanyak secara generatif dengan biji-bijinya. Biji (benih)
wortel dapat dibeli di toko-toko saran produksi pertanian terdekat, tetapi
dapat pula membenihkan sendiri, terutama atas jenis/varietas wortel lokal dan
non hibrida.
Para petani di sentra produksi sayuran sudah umum mempraktekan
pembenihan (pembijian) wortel lokal dengan tahap-tahap pekerjaan sebagai
berikut :
1. Pilih tanaman wortel yang umurnya cukup tua (±
3 bulan), tumbuhnya subur dan sehat. Bongkar (cabut) tanaman wortel pilihan
tadi, kemudian amati umbinya Umbi wortel yang baik dan sehat jadikan pohon
induk, bentuk normal (tidak cacat), warna kulit mengkilap kuning/jingga dan
halus.
2. Potong ujung umbi wortel maksimal sepertiga
bagian, pangkas pula tangkai daun bersama daunnya, sisakan 10 cm yang lekat
pada umbi.
3. Siapkan lahan untuk kebun pembibitan wortel
dapat bentuk bedengan-bedengan yang diolah secara sempurna (dipupuk kandang
optimal).
4. Buat lubang tanam dengan alat bantu
cangkul/tunggal pada jarak tanam 40-60 cm x 40-60 cm.
5. Tanam umbi wortel pada lubang tanam, padatkan
tanahnya perlahan-lahan hingga menutup bagian leher batang.
6. Buat alur-alur dangkal disepanjang barisan
tanaman (umbi) wortel sejauh ± 5 cm dari batang (dalam bentuk lubang pupuk oleh
tugal).
7. Lakukakan pemberian pupuk buatan berupa
campuran ZA+SP+KCL (1:2:2) sebanyak 10 gr/tanaman, kemudian pupuk tersebut
segera ditutup dengan tanah tipis .
8. Pelihara kebun bibit wortel selama ± 3 bulan
hingga menghasilkan tangkai buah dan biji dalam jumlah banyak.
9. Petik tangkai buah wortel yang sudah tua
(kering), lalu jemur hingga kering untuk diambil biji-bijinya.
Tatacara penyiapan benih wortel adalah sebagai
berikut:
1. Pilih benih wortel yang baik, yakni berasal
dari varietas unggul, murni, dan daya kecambahnya tinggi (lebih dari 90%).
2. Gosok-gosokan benih wortel dengan kedua belah
telapak tangan agar diantara benih satu sama lain tidak berlekatan.
3. Rendam benih wortel dalam air dingin selama
12-24 jam atau dalam air hangat suam-suam kuku (60 derajat C) selama 15 menit.
Tujuan dari perendaman benih adalah mempercepat proses perkecambahannya.
4. Tiriskan benih wortel dalam suatu wadah, misal
tampah hingga menjadi cukup kering. Benih wortel sudah siap ditanam (disebar)
di lahan kebun.
- Teknik
Penyemaian Benih
Biji wortel di taburkan langsung di tempat penanaman, dapat disebarkan
merata di bedengan atau dengan dicicir memanjang dalam barisan. Jarak barisan
paling tidak 15 cm, kemudian kalau sudah tumbuh dapat dilakukan penjarangan
sehingga tanaman wortel itu berjarak 3-5 cm satu sama lain.
Kebutuhan benih untuk penanaman setiap are antara 150-200 gram. Para
petani sayuran jarang menggunakan lebih dari 10 kg benih untuk tiap hektar.
Biji wortel akan mulai berkecambah setelah 8-12 hari.
- Pemeliharaan
Pembibitan/Penyemaian
Selama ditanam, pemeliharaan wortel relatif mudah, yakni penyiangan
bersamaan dengan pemupukan pada waktu tanaman berumur 1 bulan sejak tanam.
Pupuk yang diberikan berupa ZA 2 kuintal dan ZK 1 kuintal/hektar diletakkan
sejauh 5 cm dari batangnya, baik sejajar dengan barisan maupun dilarutkan dalam
air untuk disiramkan kepada tanah.
Untuk merangsang pembentukkan umbi yang optimal perlu ditunjang
pembubunan dan pengguludan sekaligus memperjarang tanaman yang tumbuhnya sangat
rapat. Sisakan tanaman yang pertumbuhannya baik dan sehat pada jarak 5-10 cm.
Untuk mengendalikan hama serangga Semiaphis aphid dan S. daucisi
penyerang daun serta lalat Psilarosae pelubang umbi wortel perlu disemprot
insektisida yang dianjurkan, misal Folidol 0,2%.
·
Pengolahan Media Tanam
- Persiapan
Mula-mula tanah dicangkul sedalam 40 cm, dan diberi pupuk kandang atau
kompos sebanyak 15 ton setiap hektarnya. Tanah yang telah diolah itu diratakan
dan dibuat alur sedalam 1 cm dan jarak antara alur 15-20 cm.
Areal yang akan dijadikan kebun wortel, tanahnya diolah cukup dalam dan
sempurna, kemudian diberi pupuk kandang 20 ton/ha, baik dicampur maupun menurut
larikan sambil meratakan tanah. Idealnya dipersiapkan dalam bentuk
bedengan-bedengan selebar 100 cm dan langsung dibuat alur-alur/larikan jarak 20
cm, hingga siap ditanam.
- Pembukaan Lahan
1. Membuka Lahan
·
Babat pohon-pohon atau semak-semak maupun tanaman lain yang
tidak berguna.
·
Bersihkan lahan dari rumput-rumput liar (gulma), batu kerikil
dan sisa tanaman lain.
2. Mengolah Tanah
·
Olah tanah sedalam 30-40 cm hingga strukturnya gembur dengan
alat bantu cangkul, bajak/traktor.
·
Biarkan tanah di kering anginkan selama minimal 15 hari, agar
kelak keadaan tanah benar-benar matang.
- Pembentukan Bedengan
1. Olah tanah untuk kedua kalinya dengan cangkul
hingga struktur tanah bertambah gembur.
2. Buat bedengan-bedengan dengan ukuran lebar
120-150 cm, tinggi 30-40 cm, jarak antar bedengan 50-60 cm dan panjang tergantung
pada keadaan lahan.
- Pengapuran
1. Lakukan pengapuran bila pH tanah asam di bawah
5 dengan cara menaburkan bahan kapur seperti Calcit, Dolomit atau Zeagro 1
secara merata di permukaan tanah. Dosis kapur yang diberikan berkisar antara
0,75-10,24 ton/ha.
2. Campurkan kapur dengan lapisan tanah atas (top
soil) sambil dibalikan hingga benar-benar merata. Bila tidak turun hujan, tanah
yang telah dikapur sebaiknya disiram (diairi) hingga cukup basah.
- Pemupukan
1. Sebarkan pupuk kandang yang telah matang
(jadi) sebanyak 15-20 ton/ha di permukaan bedengan, kemudian campurkan dengan
lapisan tanah atas secara merata. Pada tanah yang masih subur (bekas kubis atau
kentang), pemberian pupuk dapat ditiadakan.
2. Ratakan permukaan bedengan hingga tampak datar
dan rapi.
·
Teknik Penanaman
- Penentuan Pola Tanaman
Tanah kebun dicangkul sedalam 30-40 cm dan digemburkan. Setelah itu di
buat bedengan tanaman selebar kurang lebih 100 cm dan dibuat guritan dengan
jarak kurang lebih 20 cm.
- Pembuatan Lobang Tanam
- Pembuatan Lobang Tanam
Tanah diolah sedalam 30-40 cm hingga strukturnya gembur dengan
menggunakan traktor/bajak dan alat cangkul.
- Cara Penanaman
Tata cara penanaman (penaburan) benih wortel melalui tahap-tahap sebagai
berikut:
1. Sebarkan (taburkan) benih wortel secara merata dalam
alur-alur/garitan-garitan yang tersedia.
2. Tutup benih wortel dengan tanah tipis sedalam 0,5-1 cm
3. Buat alur-alur dangkal sejauh 5 cm dari tempat
benih arah barisan (memanjang) untuk meletakkan pupuk dasar. Jenis pupuk yang
diberikan adalah campuran TSP ± 400 kg (± 200 kg P2 O5/ha) dengan KCl 150 kg (±
75 kg K2O/ha).
4. Sebarkan pupuk tersebut secara merata, kemudian tutup dengan tanah
tipis.
5. Tutup tiap garitan (alur) dengan dedaunan
kering atau pelepah daun pisang selama 7-10 hari untuk mencegah hanyutnya benih
wortel oleh percikan (guyuran) air sekaligus berfungsi menjaga kestabilan
kelembaban tanah. Setelah benih wortel tumbuh di permukaan tanah, penutup tadi
segera di buka kembali.
·
Pemeliharaan Tanaman
- Penjarangan dan Penyulaman
Penjarangan tanaman wortel dilakukan pada saat tanaman berumur 1 bulan
setelah tanam. Tujuan penjarangan adalah untuk memperoleh tanaman wortel cepat
tumbuh dan subur, sehingga hasil produksinya dapat tinggi.
- Penyiangan
Rumput-rumput liar (gulma) yang tumbuh disekitar kebun merupakan pesaing
tanaman wortel dalam kebutuhan air, sinar matahari, unsur hara dan lain-lain,
sehingga harus disiangi. Waktu penyiangan biasanya saat tanaman wortel berumur
1 bulan, bersamaan dengan penjarangan tanaman dan pemupukan susulan.
Cara menyiangi yang baik adalah membersihkan rumput liar dengan alat
bantu kored/cangkul. Rumput liar yang tumbuh dalam parit dibersihkan agar tidak
menjadi sarang hama dan penyakit. Tanah di sekitar barisan tanaman wortel
digemburkan, kemudian ditimbunkan ke bagian pangkal batang wortel agar kelak
umbinya tertutup oleh tanah.
- Pembubunan
Pendangiran dilakukan pada saat umur tanaman 1 bulan, yaitu pada saat
tanaman akan membentuk umbi, terutama sehabis hujan. Saat pendangiran ini
dilakukan juga pembubunan.
- Pemupukan
Jenis pupuk yang digunakan untuk pemupukan susulan adalah urea atau ZA.
Dosis pupuk yang adalah urea 100 kg/ha atau ZA 200 kg/ha. Waktu pemberian pupuk
susulan dilakukan bersamaan dengan kegiatan penyiangan, yakni pada saat tanaman
wortel berumur 1 bulan.
Cara pemupukan yang baik adalah dengan menyebarkan secara merata dalam alur-alur atau garitan-garitan dangkal atau dimasukkan ke dalam lubang pupuk (tugal) sejauh 5-10 cm dari batang wortel, kemudian segera ditutup dengan tanah dan disiram atau diairi hingga cukup basah.
Cara pemupukan yang baik adalah dengan menyebarkan secara merata dalam alur-alur atau garitan-garitan dangkal atau dimasukkan ke dalam lubang pupuk (tugal) sejauh 5-10 cm dari batang wortel, kemudian segera ditutup dengan tanah dan disiram atau diairi hingga cukup basah.
- Pengairan dan Penyiraman
Pada fase awal pertumbuhannya, tanaman wortel memerlukan air yang
memadai, sehingga perlu disiram (diairi) secara kontinue 1-2 kali sehari,
terutama pada musim kemarau. Bila tanaman wortel sudah tumbuh besar, maka
pengairan dapat dikurangi. Hal penting yang harus diperhatikan adalah agar
tanah tidak kekeringan.
- Waktu Penyemprotan Pestisida
Pengendalian secara kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan
insektisida Furadan 3 G atau Indofuran 3 G pada saat tanam atau disemprot
Hostathion 40 EC dan lain-lain pada konsentrasi yang dianjurkan.
·
Panen
- Ciri dan Umur Panen
Ciri-ciri tanaman wortel sudah saatnya dipanen adalah sebagai berikut :
1. Tanaman wortel yang telah berumur ± 3 bulan
sejak sebar benih atau tergantung varietasnya. Varietas Ideal dipanen pada umur
100-120 hari setelah tanam (hst). Varietas Caroline 95 hst., Varietas All
Season Cross 120 hst., Varietas Royal Cross 110 hst., Kultivar lokal Lembang
100-110 hst.
2. Ukuran umbi telah maksimal dan tidak terlalu
tua. Panen yang terlalu tua (terlambat) dapat menyebabkan umbi menjadi keras
dan berkatu, sehingga kualitasnya rendah atau tidak laku dipasarkan. Demikian
pula panen terlalu awal hanya akan menghasilkan umbi berukuran kecil-kecil,
sehingga produksinya menurun (rendah).
Khusus bila dipanen umur muda atau "Baby Carrot" dapat
dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:
1. umur panen sekitar 50-60 hari setelah tanam.
2. ukuran umbi sebesar ibu jari tangan, panjangnya antara 6-10 cm, diameternya
sekitar 1-2 cm.
- Cara Panen
Cara panen wortel relatif gampang, yaitu dengan mencabut seluruh tanaman
bersama umbinya. Tanaman yang baik dan dipelihara secara intensif dapat
menghasilkan umbi antara 20-30 ton/hektar. Buah – buah yang dipetik adalah buah yang
sehat dan sudah masak penuh, ditandai oleh bunga yang telah mengering, dan
berwarna coklat. Tingkat kemasakan (umur panen) buah wortel sangat berpengaruh
terhadap kualitas biji. Buah wortel yang belum masak optimal akan menghasilkan
biji yang keriput, karena kadar air biji masih tinggi. Selain itu, biji dari
buah wortel yang belum masak optimal memiliki daya tumbuh yang rendah.
Pemetikan buah wortel dilakukan dengan cara memotong atau memetik tangkai buah,
dengan atau tanpa menggunakan pisau. Selanjutnya, buah – buah wortel yang telah
dipetik dikumpulkan di tempat penampungan (dipilih tempat yang teduh) untuk
ditangani lebih lanjut.
·
Pascapanen
- Pengumpulan
Kumpulkan seluruh rumpun (tanaman) wortel yang usai dipanen pada suatu
tempat yang strategis, misalnya di pinggir kebun yang teduh, atau di gudang
penyimpanan hasil.
- Pembersihan (cleaning)
Pembersihan wortel dilakukan dengan mencucinya pada bak air. Kegiatan pembersihan secara manual dengan pencucian kering (pengelapan) menggunakan kain yang bersih dan kering.
- Penyortiran dan Penggolongan
a) Pilih umbi yang baik sambil memisahkan umbi yang rusak, cacat, atau
busuk secara tersendiri.
b) Klasifikasikan umbi wortel yang baik berdasarkan ukuran dan bentuknya yang seragam.
b) Klasifikasikan umbi wortel yang baik berdasarkan ukuran dan bentuknya yang seragam.
Wortel disortir berdasarkan kelas A, B
dan C. Kegiatan penyortiran dan pengkelasan wortel dilakukan kembali dengan
lebih teliti. Kriteria wortel adalah kriteria yang telah disepakati antara
petani dengan pihak bagian pemasaran dalam segi ukuran, warna dan penampakan
fisik.
Berikut adalah salah satu contoh standar
mutu sayuran organik wortel yang telah ditetapkan oleh sebuah perusahaan
sayuran organikbernama YBSB :
- Penyimpanan
Simpan hasil panen wortel dalam wadah atau ruangan yang suhunya dingin
dan berventilasi baik
- Pengemasan dan Pengangkutan
Ikat
umbi wortel menjadi ikatan-ikatan tertentu sehingga praktis dalam pengangkutan
dan penyimpanannya. Potong sebagian tangkai daun untuk disisakan sekitar 15-20
cm. Angkut hasil wortel ke pasar dengan menggunakan alat angkut yang tersedia
di daerah setempat. Khusus untuk sasaran pasar swalayan, Gelael, Hero, dan lain-lain
di kota-kota besar, umbi wortel biasanya dikemas dalam kantong plastik atau
kontainer polietilin bening. Sayuran
yang telah dikemas dalam bentuk packing
dan curah dimasukkan ke dalam kontainer yang telah disesuaikan dengan
pesanannya. Kontainer tersebut disusun secara rapi dan diletakkan dalam ruang
pemasaran (packing house). Sayuran yang disimpan dalam packinghouse ini tidak
diberi perlakuan khusus namun hanya diletakkan saja dalam ruangan biasa dengan
suhu udara yaitu 19-21oC. Penyimpanan sayur pada proses pengangkutan
diletakkan dalam mobil boks tertutupyang memiliki pendingin (AC) dengan suhu
8-10oC untuk mempertahankan kualitas sayuran agar tetap segar dan
tidak rusak hingga tiba di tempat pengiriman.
2.3. Hama dan Penyakit Pada Tanaman Wortel
·
Hama
1. Ulat tanah (Agrotis ipsilon Hufn.)
Hama ini sering disebut uler lutung (Jawa) atau hileud taneuh (Sunda)
dan "Cutworms" (Inggris). Serangga dewasa berupa kupu-kupu berwarna
coklat tua, bagian sayap depannya bergaris-garis dan terdapat titik putih.
Stadium hama yang merugikan tanaman adalah ulat atau larva.
Ciri : ulat tanah adalah
berwarna coklat sampai hitam, panjangnya antara 4-5 cm dan bersembunyi di dalam
tanah.
Gejala : ulat tanah menyerang
bagian pucuk atau titik tumbuh tanaman wortel yang masih muda. Akibat serangan,
tanaman layu atau terkulai, terutama pada bagian tanaman yang dirusak hama.
Pengendalian non kimiawi: dilakukan dengan mengumpulkan ulat pada pagi
atau siang hari, dari tempat yang dicurigai bekas serangannya untuk segera
dibunuh, menjaga kebersihan kebun dan pergiliran tanaman.
Pengendalian kimiawi : dengan
menggunakan insektisida Furadan 3G atau Indofuran 3G pada saat tanam atau
disemprot Hostathion 40 EC dan lain-lain pada konsentrasi yang dianjurkan.
2. Kutu daun (Aphid, Aphis spp.)
Ciri : kutu daun dewasa
berwarna hijau sampai hitam, hidup berkelompok di bawah daun atau pada pucuk
tanaman.
Gejala : menyerang tanaman dengan
cara mengisap cairan selnya, sehingga menyebabkan daun keriting atau abnormal.
Pengendalian: mengatur waktu tanam secara serempak dalam satu hamparan
lahan untuk memutus siklus hidupnya.
3. Lalat atau magot (Psila rosae)
Gejala: stadium hama yang sering merusak tanaman wortel adalah larvanya.
Larva masuk ke dalam umbi dengan cara menggerek atau melubanginya.
Pengendalian: pergiliran tanaman dengan jenis yang tidak sefamili atau
disemprot insektisida Decis 2,5 EC dan lain-lain dengan dosis yang dianjurkan.
·
Penyakit
1. Bercak daun Cercospora
Penyebab : cendawan (jamur)
Cercospora carotae (Pass.) Solheim.
Gejala : pada
daun-daun yang sudah tua timbul bercak-bercak berwarna coklat muda atau putih
dengan pinggiran berwarna coklat tua sampai hitam. Akibatnya daun
mengeriting, karena daun yang terinfeksi tidak dapat mengikuti pertumbuhan
daun. Bercak yang awalnya klorotis , pusatnya segera menjadi nekrotis yang
dikelilingi dengan tepi yang tidak berbatas jelas. Jika kelembapan rendah
bercak berwarna cokelat muda, sedangkan jika tinggi bercak berwarna lebih tua
dan tampak keabu-abuan karena terbentuk banyak konidiofor dan konidium.
Banyaknya bercak makin meningkat pada waktu tanaman membentuk anakan. Pada
serangan yang berat bercak-bercak terdapat pada upih daun, batang, dan bunga.
Pada saat tanaman mulai masak gejala yang berat mulai terlihat pada daun
bendera dan gejala paling berat menyebabkan daun mengering.
Pengendalian : (1) disinfeksi
benih dengan larutan fungisida yang mengandung tembaga klorida satu permil
selama 5 menit; (2) pergiliran tanaman dengan jenis lain yang tidak sefamili;
(3) pembersihan sisa-sisa tanaman dari sekitar kebun; (4) penyemprotan
fungisida yang mangkus dan sangkil seperti Dithane M-45 0,2%.
2. Nematoda bintil akar
Penyebab : mikro organisme
nematoda Sista (Heterodera carotae).
Gejala : umbi dan akar
tanaman wortel menjadi salah bentuk, berbenjol-benjol abnormal. Pengendalian : melakukan pergiliran tanaman dengan jenis
lain yang tidak sefamili, pemberaan lahan
dan penggunaan nematisida seperti Rugby 10 G atau Rhocap 10 G.
3. Busuk alternaria
Penyebab : cendawan
Alternaria dauci Kuhn.
Gejala : Pada daun
terjadi bercak-bercak kecil, berwarna coklat tua sampi hitam yang dikelilingi
oleh jaringan berwarna hijau-kuning (klorotik). Pada umbi ada gejala
bercak-bercak tidak beraturan bentuknya, kemudian membusuk berwarna hitam
sampai hitam kelam. Pengendalian :
sama dengan cara yang dilakukan pada Cercospora.
2.4. Tumpang Sari dan Tumpang Gilir
Tanaman Wortel
· Multiple Cropping (Tumpang Gilir)
Tujuan :
1. Frekuensi panen dan produksi usaha tani dapat ditingkatkan
2. Mengurangi risiko kegagalan
3. Memperbaiki kesuburan tanah dengan adanya stabilitas biologi
4. Mengurangi erosi
5. Mengurangi risiko kerusakan oleh hama dan penyakit
6. Memperbaiki keseimbangan gizi masyarakat
7. Mengurangi pengangguran musiman
Bentuk-bentuk Tumpang gilir :
a. Tanaman campuran (mixed
cropping)
b. Tumpang sari (intercropping /
interplanting)
c. Tanaman pendamping (companion planting)
d. Tanaman sela (relay planting)
e. Rotasi tanaman
- Kombinasi Tanaman : gabungan dua atau lebih tanaman dalam satu lahan.
Kombinasi atas dasar:
a. Umur tanaman (tanaman berumur
panjang dan berumur pendek)
b. Bentuk tubuh tanaman (tanaman yang tumbuh tinggi dan yang rendah)
c. Toleransi tanaman terhadap cahaya dan naungan
d. Kebutuhan nutrisi (soil
builder, heavy feeder, light feeder)
e. Bentuk perakaran (perakaran
dangkal, perakaran dalam)
f. Companion planting (saling
melengkapi)
Rotasi Tanaman
- Memutuskan kesinambungan tersedianya makanan bagi hama dan penyakit
- Mengurangi terjadinya akumulasi dan pengurasan hara tertentu dalam
tanah
Pertimbangan tanaman yang akan dirotasikan :
- Jenis tanaman menurut kebutuhan nutrisi
- Jenis tanaman berdasarkan bagian tanaman yang dimakan (daun, buah,
akar) dan tanaman kacang-kacangan
Contoh tanaman pada pengelompokan atas dasar kebutuhan nutrisi :
Heavy feeders light feeders soil builders
Brokoli /blumkol wortel buncis
Kubis bawang
merah kacang tanah
Seledri besar daun bawang kacang merah
Jagung selada kacang polong
Mentimun kentang kacang kedelai
Terong ubi
jalar
Waluh / labu bit
Lobak lada
Bayam cabai
Kangkung
Tomat
Terong
Sumber : BSB Cisarua Bogor dalam PPPG Pertanian (1999)
Contoh tanaman sayuran pada penggolongan berdasarkan kebutuhan relatif
unsur hara:
· Tumpang Sari
Jenis kombinasi tumpang sari wortel :
1.
Wortel --> Sawi
2.
Wortel --> Buncis
3.
Bawang Merah
--> Wortel --> Selada
4.
Wortel -->
Daun bawang
DAFTAR PUSTAKA
Yulianti,
Winda.dkk. 2009. Pengusahaan Sayuran
Organik Wortel (Daucus Carota L.) Dan Petsai ( Brassica Chinensis L.)Di Yayasan
Bina Sarana Bakti, Cisarua-Bogor. (online) http://www.scribd.com/doc/51391759/winda-yulianti diakses pada tanggal 25 Maret 2012.
Anonim. 2010.
Budidaya Sehat Wortel Nikmat (online) http://www.sehatcommunity.com/2010/10/budidaya-sehat-wortel-nikmat.html#axzz1q6FuGMV8 diakses pada
tanggal 25 Maret 2012.
http://bbpadi.litbang.deptan.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=155%3Abercak-daun-cercospora-cercospora-leaf-spot-&catid=82%3Apenyakit-padi-karena-jamur&Itemid=82&lang=in
http://web.ipb.ac.id/~phidayat/entomologi/bab-06%20BIOLOGI,%20EKOLOGI,%20DAN%20PERILAKU%20edited%20fin.htm
http://agribisnis.deptan.go.id/web/diperta-ntb/artikel/opt_kedelai.htm
http://epetani.deptan.go.id/budidaya/sejarah-budidaya-wortel-873
http://pustakapertanianub.staff.ub.ac.id/files/2012/01/Jurnal.pdf
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/11/beberapa_aspek_budidaya.pdf
http://www.scribd.com/doc/75967661/budidaya-wortel-petsai
http://books.google.co.id/books?id=ohpuEpNZsEkC&pg=PA42&lpg=PA42&dq=pembibitan+wortel&source=bl&ots=_i6fl6_18m&sig=Lz3PqPwc8d85M-QCR4XwVBIZTPg&hl=id&sa=X&ei=11ltT6eAIIOyrAfIkfCgDg&ved=0CC4Q6AEwAg#v=onepage&q=pembibitan%20wortel&f=false
0 komentar:
Posting Komentar