BUDIDAYA TERONG

Terung berasal dari daerah Asia tepatnya di India, Srilangka
dan Birma. Sejak dulu terung hanya tumbuh liar. Namun kemudian di teliti, dan
setelah diteliti ternyata terung aman untuk di konsumsi. Setelah itu terung
mulai banyak di budidayakan di daerah tersebut dan menyebar ke kawasan Asia.
Tanaman terung merupakan tumbuhan
penghasil buah yang di jadikan sayuran berumur pendek (semusim) yang berbentuk
semak perdu (herba) dan terung
berkerabat dekat dengan kentang dan leunca.Klasifikasi terung yaitu:
Divisi : Spermatophyta (Tanaman berbiji)
Subdivisi : Angiospermae (Biji berada di dalam buah)
Kelas : Dicotyledonae (Biji berkeping dua)
Ordo(bangsa) : Tubiflorae
Famili(suku) : Solanacae
Genus(marga) : Solanum
Spesies(jenis) : Solanum melongena L.
Bagian
terpenting terung yaitu:
1.
Akar tanaman terung berakar tunggang dan berakar serabut
2.
Batang tanaman terung pendek tetapi kuat.
3.
Daun tanaman terung berbentung lonjong dan berwarna hijau
4.
Bunga tanaman terung berukuran kecil.
5.
Buah tanaman terung berbentuk bulat dan lonjong.
2.2 Budidaya Terung Ungu
1. Syarat Tumbuh
Pada dasarnya cara menanam terong
sangat mudah. Namun agar hasilnya maksimal, sebaiknya memperhatikan syarat
tumbuhnya meskipun hanya menanamnya dalam jumlah yang sedikit di pekarangan
rumah. Adapun syarat tumbuh terung antara lain:
1.
Biasanya tumbuh di dataran rendah hingga tinggi,
2.
Cocok di areal dengan suhu antara 22 sampai 30 derajat celcius,
3.
Sebaiknya ditanam di tanah yang lempung, subur, dan kaya akan humus,
4.
Penyinaran harus cukup,
5.
Terong ditanam di awal musim kemarau.
2. Benih dan Persemaian.
Bibit atau benih tanaman terong ini
berasal dari biji. Penyemaian bibit dari biji ini membutuhkan waktu yang cukup
lama kurang lebih 1,5 bulan atau kira-kira sudah berdaun empat helai. Untuk
mempercepat pertumbuhannya, sebaiknya biji direndam terlebih dahulu sebelum
ditempatkan pada wadah yang telah dibasahi. karena biji tanaman terong ini
lebih keras dibandingkan dengan biji tanaman lainnya. Tempat penyemaian
sebaiknya diisi dengan busa atau kapas sebagai media tumbuh.
3. Media Tanam atau lahan Penanaman.
Lahan untuk penanaman harus
disiapkan dan diolah terlebih dahulu, lalu dibentuk bedengan atau sekat- sekat.
Setiap bedengan memuat maksimal dua barisan tanaman. Di antara bedengan yang
satu dengan yang lain, haruslah dibuatkan parit yang berfungsi sebagai sarana
pembuangan air saat musim hujan. Hal ini penting dilakukan karena tanaman ini
tidak tahan dengan genangan air.
4. Penanaman.
Setelah lahan atau media tanam serta
lubang tanam sudah disiapkan selanjutnya yaitu setiap lubang diberi pupuk
kandang atau kompos sebanyak 0,5-1 kg agar tanah cukup mengandung bahan
organik. kemudian bibit yang sudah siap tanam dimasukkan secara tegak lurus ke
dalam lubang. lalu disekitar lubang tanaman disirami air agar tanah cukup
lembap, tetapi jangan sampai tergenang.
5. Penyulaman
Jika dalam beberapa hari terdapat
bibit yang rusak, maka gantilah dengan bibit baru (penyulaman). Penyulaman
dilakukan bila bibit rusak hingga 25%. Setelah mencabut bibit yang rusak maka
bersikan kembali lubangnya. Setelah bersih, masukan bibit yang baru yang seusia
dengan bibit yang lama (agar usia tanaman merata), lalu ditutup dan di
tekan-tekan agar kuat dan tegak.
6. Pemeliharaan
Pemeliharaan pada tanaman Terong ini
harus dilakukan secara teratur. Penyiangan gulma sangat penting dilakukan agar
tidak mengganggu pertumbuhan. Penyiraman tanaman dilakukan secara rutin dua
kali sehari, yaitu pada pagi hari dan sore hari. Namun, apabila penanaman
dilakukan pada daerah kering, maka penyiraman dapat dilakukan lebih sering agar
tanaman tidak layu kekeringan. Karena tanaman terong termasuk dalam tanaman
perdu. Maka dipeerlukannya pemberian ajir atau turus yang terbuat dari bambu
atau kayu untuk menopang tanaman agar tidak rubuh atau jatuh. Selain itu,
tanaman ini perlu dilakukan pemangkasan pada tunas dan bunga agar dapat
menghasilkan buah Terung yang lebih banyak dan berukuran besar.
7. Pencegahan dan Pemberantasan Hama
Serta Penyakit
Penyakit
pada tanaman terung :
a. Rebah
Semai
Rebah semai biasa menyerang tanaman terong pada fase pembibitan.
cara pengendaliannya dengan penyemprotan fungisida sistemik.
b. Layu bakteri
Serangannya disebabkan
oleh bakteri. Pengendalian yang dapat dilakukan dengan meningkatkan pH tanah dan memusnahkan tanaman yang
terserang.
c.
Layu fusarium
Layu fusarium disebabkan oleh
serangan jamur. Upaya pengendalian yang dapat
dilakukan antara lain dengan meningkatkan pH tanah, memusnahkan tanaman yang terserang.
d. Busuk Phytoptora
Busuk phytopthora menyerang
semua bagian tanaman. Batang yang terserang
ditandai dengan bercak coklat kehitaman dan kebasah-basahan. Pengendalian secara kimiawi
menggunakan fungisida sistemik.
e. Bercak daun
Penyakit ini disebabkan oleh
serangan bakteri. Pengendaliannya menggunakan bakterisida dari golongan antibiotik dengan bahan aktif kasugamisin.
f. Antraknosa
Antraknosa sering juga
diistilahkan dengan nama patek. Penyakit ini menyerang
semua bagian tanaman Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik.
Hama pada tanaman terung :
a. Ulat tanah
Hama jenis ini menyerang
tanaman pada malam hari, sedangkan pada siang harinya
bersembunyi di dalam tanah. Cara pengendaliannya adalah dengan pemberian insektisida berbahan aktif
karbofuran sebanyak 1gram pada lubang
tanam.
b. Ulat grayak
Ulat grayak menyerang
daun tanaman dalam jumlah yang sangat banyak, ulat
ini biasanya menyerang di malam hari. Pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan penyemprotan insektisida berbahan aktif sipermetrin.
c. Ulat buah
Ulat menyerang terong dengan cara mengebor buah sambil memakannya. Pengendaliannya dengan cara penyemprotan insektisida berbahan aktif sipermetrin.
d. Kutu daun
Kutu daun mengisap
cairan tanaman terutama pada daun yang masih muda, kotoran dari kutu ini berasa manis sehingga menggundang semut.
Pengendaliannya dengan penyemprotan insektisida berbahan aktif abamektin.
e. Kutu kebul
Hama ini berwarna putih,
bersayap dan tubuhnya diselimuti serbuk putih seperti
lilin. Kutu kebul menyerang dan menghisap cairan sel daun sehingga sel-sel dan jaringan daun rusak. Pengendalian hama ini dengan cara penyemprotan insektisida berbahan aktif
abamektin.
f. Kumbang kuning
Tanaman terong menjadi inang dari
kumbang ini, kumbang berwarna kuning dengan
seluruh tubuh diselimuti seperti duri. Pengendaliannya dengan cara penyemprotan insektisida berbahan aktif
sipermetrin.
g. Lalat buah
Lalat buah menyerang buah terung dengan cara menyuntikkan
telurnya ke dalam buah, kemudian
telur berubah menjadi larva yang akhirnya menjadi busuk. Pengendaliannya dapat menggunakan
perangkap lalat.
8. Panen dan Pasca Panen
Tanaman terung dapat dipanen sekitar
berumur 4 bulan atau 90 hari dari saat semai. Selanjutnya berselang seminggu,
buah dapat dipanen 6 sampai 7 kali panen. Dalam pemanenan, diperhitungkan juga
lamanya pengangkutan sampai ketangan konsumen. Sebaiknya buah terong yang
dipetik adalah buah yang masih muda bijinya atau masih keras daging buahnya.
Waktu pemanenan sebaiknya dilakukan pada saat pagi hari atau sore hari. Hindari
waktu panen pada saat terik matahari karena ini dapat mengganggu tanaman dan
membuat kulit terong menjadi keriput atau kering sehingga menurunkan kualitas
buah itu sendiri.
2.3 Kebersihan Lahan
Kebersihan lahan juga harus
diperhatikan karena sangat mempengaruhi tingkat pertumbuhan tanaman terung,
jadi lahan harus bersih dari rumput liar yang tumbuh di sekitar tanaman terung
harus dicabut hingga bersih, mengambil dedaunan kering yang berserakan,
merapikan bentuk bedengan atau barisan tanah yang rusak dan hama juga harus
dimusnahkan agar terung berkualaitas baik.
Daftar Pustaka
Referensi Dari Buku:
a. Budiman, Eriyandi, 2008. Upaya
dan Budaya Terung. Bandung: CV.Wahana IPTEK Bandung.
b. Novizan. 2002.Petunjuk Pemupukan Yang
Efektif. Depok: Agro Media Pusaka.
c. Cahyono, Bambang. 2003. Teknik
dan Strategi Budidaya Terung. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama.
Referensi Dari Internet:
http://id.wikipedia.org/wiki/Terung
0 komentar:
Posting Komentar