Pages

Apel




Apel
Buah apel masuk ke Indonesia sejak tahun 1934 melalui proses yang teramat panjang. Hingga kini, berbagai penelitian tengah dilakukan oleh Departemen Pertanian, khususnya Dirjen Hortikultura yang menangani tanaman buah guna menjadikan apel dapat tumbuh di areal manapun (Yulianti, 2012).
            Pohon apel merupakan pohon yang kecil dan berdaun gugur, mencapai ketinggian 3 hingga 12 meter, dengan tajuk yang lebar dan biasanya sangat beranting. Daun-daunnya berbentuk lonjong dengan panjang 5 - 12 cm dan lebar 3 - 6 centimeter. Bunga apel mekar di musim semi, bersamaan dengan percambahan daun. Bunganya putih dengan baur merah jambu yang berangsur pudar. Pada bunga, terdapat lima kelopak, dan mencapai diameter 2.5 hingga 3.5 cm. Buahnya masak pada musim gugur, dan biasanya berdiameter 5 hingga 9 centimeter. Inti buah apel memiliki lima gynoecium yang tersusun seperti bintang lima mata, masing-masing berisi satu hingga tiga biji.
Di Indonesia, apel dapat tumbuh dan berbuah baik di daerah dataran tinggi. Perbanyakan tanaman apel dilakukan secara vegetatif dan generatif. Perbanyakan yang baik dan umum dilakukan adalah perbanyakan vegetatif, sebab perbanyakan generatif memakan waktu lama dan sering menghasilkan bibit yang menyimpang dari induknya. Pada umumnya buah apel dapat dipanen pada umur 4-5 bulan setelah bunga mekar, tergantung pada varietas dan iklim.
            Menurut sistematikanya dalam Yulianti (2012), tanaman apel diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom          : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom    : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Divisi               : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Kelas               : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Ordo                : Rosales
Famili              : Rosaceae (suku mawar-mawaran)
Genus             : Malus
Spesies           : Malus sylvestris Mill
             Dalam buah apel, terkandung banyak vitamin seperti vitamin A, B1, B2, B3, B5, B6, dan vitamin C. Terdapat pula sejumlah mineral seperti potassium, magnesium, kalsium, zat besi, zinc. unsur lainnya seperti fitokimian, tanin, serat, baron, asam tartar terdapat juga dalam buah apel.
            Telah banyak penelitian mengungkapkan bahwa apel, seperti buah-buahan lain, kaya akan serat,fitokimia, dan flavonoid. Hanya saja, menurut Institut Kanker Nasional Amerika Serikat, apel paling banyak mengandung flavonoid dibandingkan dengan buah-buahan lain. Zat ini, menurut laporan tersebut, mampu menurunkan risiko kena penyakit kanker paru-paru sampai 50 persen.
Selain itu ada kabar baik untuk kaum pria. Hasil penelitian Mayo Clinic diAmerika Serikat pada tahun 2001 membuktikan bahwa quacertin, sejenis flavonoid yang terkandung dalam apel, dapat membantu mencegah pertumbuhan sel kanker prostat. Fitokimia di dalam apel akan berfungsi sebagal antioksidan yang melawan kolesterol jahat (LDL, Low Density Lipoprotein), yang potensial menyumbat pembuluh darah. Antioksidan akan mencegah kerusakan sel-sel atau jaringan pembuluh darah. Pada saat bersamaan, antioksidan akan meningkatkan kolesterol baik (HDL, High Density Lipoprotein), yang bermanfaat untuk mencegah penyakit jantung dan pembuluh darah.Tidak hanya itu, kandungan pektin (serat larut yang dikandung buah-buahan dan sayuran), telah diteliti dan terbukti menurunkan kadar kolesterol di dalam darah.
Keanekaragaman Jenis Apel
Dari spesies Malus sylvestris Mill ini, terdapat bermacam-macam varietas yang memiliki ciri-ciri atau kekhasan tersendiri. Apel dikenal sebagai rajanya buah-buahan. Di Amerika, terdapat lebih dari 25 varietas apel. Jumlah ini belum ditambahkan dengan berbagi jenis apel yang berasal dari Asia. Bahkan, sebuah catatan Departemen Pertanian Amerika menuliskan, varietas apel yang tumbuh di seluruh dunia ada sekitar 7.000 jenis, baik hasil silangan maupun jenis yang masih liar di hutan. Namun, dari sekian banyak varietas hanya beberapa yang menguasai pasaran lokal. Di antara jenisnya yang familiar adalah apel rome beauty, apel manalagi, dan apel-apel hijau yang sebenarnya termasuk varietas princess noble.
Berikut beberapa jenis apel yang ada di Pasar Agung (Desa Adat Peninjoan)
1.   Red Delicious
            Gambar 1. Red Delicious
                

Di Indonesia, buah ini cukup mudah dijumpai di pasaran. Namanya sesuai dengan warna kulitnya yang merah tua. Apel ini merupakan salah satu jenis yang cukup terkenal di dunia. Bentuknya lonjong dengan pangkal buah mendatar dan sisi-sisinya bulat. Bagian pucuk buah agak datar dengan panjang tangkainya berukuran 19 – 22 mm. daging buahnya berwarna putih dan berair banyak. Teksturnya renyah dengan garis tengah buah berbentuk median. Bentuk bijinya bulat berujung tumpul. Umumnya warna daunnya hijau kekuningan dengan bulu halus di bagian bawahnya. Bunganya berwarna campuran antara putih dan merah muda dengan tajuk agak lebar.  (Yulianti, 2012).
2.      Gala /Royal Gala
       Gambar 2. Gala/Royal Gala
           

Gala telah mendapatkan popularitas di kalangan konsumen dalam 15 tahun terakhir. Camilan maupun salad adalah kegunaan utama. Gala panen dimulai pada pertengahan Agustus dan berlangsung sampai awal September. Gala distok September sampai Mei.  Buah ini merupakan hasil persilangan antara jenis kids orange red & golden delicious. Menurut penelitian, buah ini berasal dari Selandia Baru yang ditemukan oleh J.H. Kidd pada tahun 1934. Bentuknya cantik, berukuran sedang dengan warna semburat kuning dan jingga kemerahan. Tekstur daging buah renyah berair dengan warna putih kekuningan. (Yulianti, 2012).
3.      Fuji
                  Gambar 3. Fuji
             

Apel Fuji merupakan hasil seleksi dari silangan antara red delicious dan ralls janet yang dilakukan di Jepang. Fuji mulsi diperkenalkan kepada publik tahun 1962, dan kini kultivarnya cukup popular di beberapa Negara seperti Jepang, Cina, Korea dan Amerika. Apel ini berbentuk lonjong dengan warna kulit buah hijau kekuningan berhias garis-garis merah jingga. (Yulianti, 2012).



4.      Golden Delicious
            Gambar 4. Golden Delicious
                

Segala hal tentang keunggulan buah apel dimiliki oleh apel jenis ini.  Goldens sangat bagus untuk langsung dikonsumsi, dijadikan kue maupun salad. Dalam salad dan hidangan lainnya, daging mereka tetap putih lebih lama daripada apel lainnya.kesegarannya pun tahan lebih lama jika dibandingkan dengan jenis lainnya.  (Yulianti, 2012).



5.      Rome Beauty
            Gambar 5. Rome Beauty
                   

Apel jenis ini berdiameter 5 – 12 cm dengan berat 75 – 300 gram/buah. Bentuknya bulat, tapi ada beberapa yang jorong. Mempunyai lima sekat tidak nyata dengan pucuk buah yang berlekuk dangkal sampai agak dalam. Kulitnya berpori agak tebal dan kasar. Aromanya tidak tajam dan rasanya segar karena mengandung cukup banyak air. Daging  buahnya agak kasar dan keras dengan warna kekuningan. (Yulianti, 2012).


6.      Princess Noble
        Gambar 6. Princess Noble
          
Apel ini disebut juga apel hijau atau apel Australia. Ciri khasnya terletak pada warna kulit buah yang tetap hijau kekuningan meskipun sudah masak. Buahnya berbentuk agak bulat dengan lekukan di bagian ujung relatif dalam. Berat rata-rata tiap buah sekitar 175 g. Daging buah keras berwarna putih, lembut dan berair. Pori kulit buah bertekstur halus, dan beraroma kuat. Tangkainya panjang, kecil, dan berwarna kelabu. (Yulianti, 2012).
7.      Manalagi
            Gambar 7. Manalagi


             
Apel ini disukai karena rasa daging buahnya manis - biarpun belum matang - dan aromanya kuat. Warna apel ini hijau muda kekuningan dengan aroma yang harum segar. Pori kulitnya jarang-jarang. Teksturnya agak liat dan kurang kandungan airnya. Warna daging buahnya putih kekuningan. Buahnya berbentuk agak bulat dengan ujung dan pangkal berlekuk dangkal. Diameter buah antara 4-7 cm dan berat 75-160 g per buah. (Yulianti, 2012).
8.      Apel Anna
                          Gambar 8. Apel Anna
                            


Apel ini juga dikenal sebagai apel jonathan. Bentuk dan warnanya mirip apel impor. Oleh karena itu, pedagang sering memperlakukannya sebagai apel impor yang harganya mahal. Bentuk buah apel ini lonjong seperti trapesium terbalik dengan pangkal berlekuk dalam dan ujung berlekuk dangkal. Kulitnya sangat tipis sehingga tidak bisa disimpan terlalu lama. Warna kulitnya merah tua sangat menarik. Daging buah yang baru dipetik rasanya asam dan aromanya kurang tajam. Namun, setelah buahnya diperam selama 3-4 hari, rasanya menjadi manis dan aromanya menjadi tajam. Daging buah yang berwarna kuning ini mengandung banyak air (kadar air dan vitamin C mendominasi).
Usaha Pelestarian

1.    Pusat penanaman

Pusat penanaman apel di Indonesia, apel dapat tumbuh dan berbuah baik di daerah dataran tinggi. Sentra produksi apel adalah di Malang ( Batu dan Poncokusumo ) dan Pasuruan (Nongkojajar), Jawa timur. Di sini apel telah diupayakan sejak tahun 1950, dan berkembang pesat pada tahun 1960 sampai saat ini. Selain itu daerah lain yang banyak ditanami apel adalah Jawa Timur (Kayumas - Situbondo, Banyuwangi), Jawa Tengah (Tawangmangu), Bali (Buleleng dan Tabanan), Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Selatan. Sedangkan pusat budidaya apel dunia berada di Eropa, Amerika, dan Australia (Yulianti, 2012).

2.    Syarat tumbuh tanaman apel

a. Iklim
1) Curah hujan yang ideal adalah 1.000-2.600 mm / tahun dengan hari hujan 110-150 hari / tahun. Dalam satu tahun banyaknya bulan basah mencapai 6 - 7 bulan sedangkan bulan kering 3 - 4 bulan. Curah hujan yang tinggi saat berbunga dapat menyebabkan bunga gugur hingga tidak bisa jadi buah.
2) Tanaman apel butuh cahaya matahari yang cukup antara 50 - 60% setiap hari, terutama disaat pembungaan.
3) Suhu yang sesuai untuk apel berkisar antara 16 - 27 derajat C.
4) Kelembaban udara yang dibutuhkan tanaman apel berkisar 75 - 85%.
b. Media Tanam
1) Tanaman apel dapat tumbuh baik pada tanah yang bersolum dalam, memiliki lapisan organik tinggi, serta struktur tanahnya remah serta gembur, memiliki aerasi, penyerapan air dan porositas baik, hingga pertukaran oksigen, pergerakan hara serta kemampuan menyimpanan airnya optimal.
2) Tanah yang cocok adalah Latosol, Andosol serta Regosol.
3) Tingkat keasaman tanah (pH) yang cocok untuk tanaman apel adalah 6 - 7 serta kandungan air tanah yang dibutuhkan selalu tersedia.
4) Pada pertumbuhannya tanaman apel memerlukan kandungan air tanah yang cukup.
5) Keiringan yang sangat tajam dapat menyulitkan perawatan tanaman, sehingga bila masih memungkinkan dibuat terasering maka tanah masih dapat ditanami.
c. Ketinggian Tempat
Tanaman apel bisa tumbuh serta berbuah baik pada ketinggian 700 - 1200 meter dari permukaan laut ( m dpl ), dan dengan ketinggian optimal 1000 - 1200 m dpl.
3.    Pedoman Budidaya
Perbanyakan tanaman Tanaman apel umumnya diperbanyak dengan tunas rundukan (layering). Namun, untuk menghasilkan bibit bermutu sebaiknya tanaman diperbanyak dengan okulasi. Sebagai tanaman batang bawah digunakan tunas rundukan dari varietas apel liar yang telah berumur 8-12 bulan. Batang atas digunakan apel unggul. Budi daya tanaman Bibit okulasi dalam polibag atau cabutan (stump) ditanam dengan jarak tanam 2 m x g m atau 3 m x 3 m. Ukuran lubang tanam 60 cm x 60 cm x 40 cm. Bibit diberi pupuk kandang yang telah jadi sebanyak dua blek atau 4o kg/lubang. Pupuk buatan 50-i.000 g NPK per tanaman diberikan 2-3 kali setahun, terutama menjelang berbunga dan sehabis panen. Pekerjaan yang sangat penting adalah pelengkungan cabang. Cabang-cabang yang ujungnya telah beruas rapat segera dilengkungkan mendatar (horizontal) dan ujungnya dipotong. Oleh karena setiap tanaman akan dibungakan (dibuahkan) maka seluruh daun pada cabang yang dilengkungkan tersebut dirompes, lalu tanaman diberi air secukupnya (bila musim kemarau) dan pupuk NPK. Pelengkungan cabang yang beruas rapat (cabang dorman) harus diusahakan permanen, yakni dengan tali yang tahan lama (ijuk, tali plastik). Pada cabang yang telah dirompes akan tumbuh tunas-tunas tumpul yang kemudian muncul bunga. Tunas-tunas yang runcing hanya akan menjadi tunas daun (vegetatif).
4.    Pemeliharaan
Pemeliharaan yang penting adalah membuang tunas liar/tunas air yang sering tumbuh pada cabang atau batang bawah. Gulma/alang-alang yang tumbuh di kebun apel harus segera dibersihkan. Demikian pula bila ada lumut (Lichenes) yang tumbuh pada batang harus dibersihkan. Daun-daun yang menutup buah harus dirompes karena buah yang tidak terkena sinar matahari warnanya tidak akan merata (hijau merah atau hijau kuning).
5.    Hama dan Penyakit
Hama utama tanaman apel berupa kutu daun hijau (Aphis pomi) dan kumbang daun. Penyakit penting adalah embun upas atau busuk kering daun (Marsonina caronaria), pucuk bertepung atau mildu tepung (Podosphaera leucotricha), dan busuk batang (Cortisum salmonicolor). Bila belum terlambat, semprotan fungisida Benlate 0,3% dapat mengatasi serangan penyakit di atas. Karbolinum plantarum 10% (CP) dapat digunakan untuk mengendalikan penyakit.
6.    Panen dan Pasca Panen
Apel dipanen setelah tua benar di pohon karena buah ini tergolong tidak dapat diperam (non-klimaterik). Buah dipanen dengan cara tangkai dipotong. Alat yang digunakan berupa gunting pangkas tajam. Pemanenan dapat dilakukan 4-5 bulan setelah bunga mekar.



DAFTAR PUSTAKA

Anonim1. 2013. Apel. http://id.wikipedia.org/wiki/Apel
Anonim2. Apel Anna. http://naturindonesia.com/tanaman-pangan/tanaman-pangan-a/594-apel-anna.html (diunduh tanggal 16 November 2013).
Anonim3. Apel Manalagi. http://naturindonesia.com/tanaman-pangan/tanaman-pangan-a/587-apel-manalagi.html
Anonim4. Apel Princess Noble. http://naturindonesia.com/tanaman-pangan/tanaman-pangan-a/584-apel-princess-noble.html
Manalu, Wasmen. 2003. Biologi Jilid 2, edisi 5. Penerbit Erlangga: Jakarta (diterjemahkan dari buku Biology oleh Neil A. Campbell)
Ostaria, Devi. 2012. Klasifikasi Apel dan Dahlia. http://www.scribd.com/doc/84783776/Klasifikasi-Apel-Dahlia
Redcommunications. 2005. Buah Segala Musim. Penerbit Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
Suwarto, Agus. 2010. 9 Buah dan Sayur Sakti Penangkal Penyakit. Penerbit Liberplus: Yogyakarta.
Tabrani, Dody. 2013. Budidaya Apel. http://www.ukmkecil.com/pelatihan-pertanian/budidaya-apel
Yulianti, Sufrida, Irlansyah, Edi Unaedi & Mufatis W. 2012. Khasiat dan Manfaat Apel. Penerbit AgroMedia: Jakarta Selatan.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2005. Taksonomi Tumbuhan. Penerbit Gajah Mada University Presss: Yogyakarta.

1 komentar:

  1. ituBola - Agen Judi Bola | Sportsbook Terpercaya & Terlengkap

    Bingung DiRumah saja tidak ada Kerjaan?
    Rasakan Kemenangan lebih mudah di ituBola.
    Daftar, Bermain & dapatkan penghasilan Lebih.

    Cukup 1 User id untuk bermain semua permainan :
    - Sportsbook Terlengkap
    • SepakBola
    • BasketBall
    • Esport
    • Dan Lainnya

    Dapatkan Juga :
    > Bonus Cashback Sportsbook 5%

    Deposit :
    • Via bank lokal indonesia
    • Via OVO, GOPAY, PULSA

    Pendaftaran Hub :
    WA +85517696120

    BalasHapus

 

Blogger news

Blogroll

About