SELEDRI
(Apium
greveolens L.)

Sejarah
Singkat
Sayuran yang populer di
banyak negara ini berasal dari Asia, khususnya wilayah di Mediterania sekitar
Laut Tengah. Selajutnya tanaman ini menyebar ke 8 wilayah yaitu Dataran Cina, India,
Asia Tengah,Mediterania, Timur Dekat, Etiopia, Meksiko Selatan dan tengah serta
Amerika Serikat.
Sentra
Penanaman
Petani Indonesia belum
menanam seledri sebagai komoditi utama, di lain pihak para peneliti dari
Universitas maupun Pusat Penelitian Tanaman Sayuran belum banyak meneliti
seledri. Karena itu sulit menentukan sentra penanaman, luas
tanam, luas panen dan produksi nasional. Karena
seledri berasal dari daerah subtropis, tanaman ini banyak ditanam di dataran
tinggi seperti Lembang dan Cianjur (Jawa Barat).
Jenis Tanaman
Seledri
adalah tanaman yang berada dalam satu keluarga dengan wortel, peterseli,
mitsuba dan ketumbar. Klasifikasi botani tanaman ini adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta Sub divisi :
Angiospermae Kelas : Dicotyledonae
Keluarga : Umbelliferae (Apiaceae)
Genus : Apium
Spesies : Apium greveolens L.
Berdasarkan bentuk pohonnya, saledri
diklasifikasikan menjadi tiga kelompok yaitu:
a. Saledri daun (A. graveolens
L. var. secalinum Alef.) yang batang dan daunnya relatif kecil, dipanen dengan
cara dicabut bersama akarnya atau dipotong tangkainya;
b. Seledri potong (A.
graveolens L. var sylvestre Alef.) yang batang dan daunnya relatif besar,
dipanen dengan cara memotong batangnya
c. Seledri berumbi (A.
graveolens L. var rapaceum Alef.), yang batang dan daunnya relatif besar,
dipenen hanya daunnya.
Di Indonesia umumnya petani
menanam seledri daun dan potongan. Varitas seledri potongan yang
banyak ditanam adalah Tall-Utah 52-70 dan Green Giant.
Manfaat
Tanaman
Di Indonesia seledri hanya
dipakai sebagai bumbu masak atau taburan pada berbagai makanan berkuah. Di luar
negeri, batang dan daun seledri dimanfaatkan sebagai sayuran yang dimakan dalam
keadaan matang maupun mentah.
SYARAT
PERTUMBUHAN
Iklim
a. Seledri adalah tanaman
setahun atau dua tahun yang berasal dari daerah subtropis. Untuk berkecambah,
seledri memerlukan temperatur antara 9-20 derajat C, sedangkan untuk
pertumbuhan selanjutnya diperlukan suhu udara 15-24 derajat C.
b. Kelembaban optimum berkisar antara 80-90%.
d. Curah hujan optimum
berkisar 60-100 mm/bulan karena seledri kurang tahan air hujan.
Media Tanam
a. Tanah yang ideal adalah
tanah yang subur, gembur, mengandung bahan organik, tata udara dan air baik
b. Andosol adalah jenis tanah yang sangat
direkomendasikan untuk menanam seledri.
c. Kemasaman tanah dengan pH
antara 5,5-6,5, tidak kekurangan natrium, kalsium dan
boron. Kekurangan natrium menyebabkan tanaman kerdil, kekurangan kalsium
menyebabkan kuncup dan pucuk mengering dan kekurangan boron menyebabkan batang
dan tangkai daun belah-belah dan retak.
Ketinggian Tempat
Tanaman ini sangat baik
jika dibudidayakan di dataran tinggi berudara sejuk dengan ketinggian
1.000-1.200 m dpl.
PEDOMAN
TEKNIS BUDIDAYA
Pembibitan
Pada prinsipnya, seledri
dapat diperbanyak secara generatif dengan bijinya atau vegetatif dengan
anakannya.
Untuk tujuan komersil, tanaman seledri dapat diperbanyak
dengan biji.
Persyaratan
Benih
Benih berasal dari varitas
unggu dengan daya kecambah > 90%.
Penyiapan
Benih
Sebelum disemai, benih
direndam di air hangat 55-60 derajat C selama 15 menit.
Teknik
Penyemaian Benih
Benih disemai di bedengan
persemaian dengan lebar 100-120 cm, tinggi 30-40 cm dan panjang sesuai lahan
yang ada.
Bedengan dipersiapkan dengan cara:
a) Mengolah tanah sedalam 30-40 cm
b) Mencampurkan 2 kg/m2 pupuk
kandang matang dan 2 kg/ha pasir (jika tanah berliat) dengan tanah yang telah
diolah tadi.
c) Menaungi bedengan dengan
plastik bening atau anyaman daun kelapa. Tinggi bedengan di sisi timur 120-150
cm dan sisi barat 80-100 cm.
Cara menyemai benih: benih
disemai di dalam alur/larikan sedalam 0,5 cm dengan
jarak antar alur 10-20 cm. Tutup benih dengan tanah tipis dan siram permukaan
bedengan sampai lembab.
Pemeliharaan
Pembibitan/Penyemaian
Pada hari ke 15-25 setelah
semai, bibit disemprot dengan pupuk daun, tanah bedengan di antara alur/larikan
dengan larutan 10 gram NPK/10 liter air dan semprot bibit yang diserang hama
dengan pestisida pada konsentrasi rendah (30-50% dosis anjuran).
Pemindahan
Bibit
Bibit dipindahkan setelah
berumur 1 bulan atau memiliki 3-4 daun.
Pengolahan
Media Tanam
Pengolahan
lahan
b. Jika pH tanah kurang dari
6.5 campurkan kapur kalsit atau dolomit dengan tanah olahan. Dosis kapur 1-2
ton/ha tergantung dari pH tanah dan jumlah Alumunium di dalam tanah.
Pembentukan
bedengan
a) Buat bedengan dengan lebar
80-100 cm, tinggi 30 cm, panjang sesuai dengan panjang lahan, jarak antar
bedengan 30-40 cm. Buat parit keliling
b) Campurkan 10-20 ton/ha pupuk kandang dengan
tanah bedengan.
c) Ratakan dan rapikan bedengan.
Teknik
Penanaman
Penentuan
Pola Tanaman
Untuk tujuan komersil,
seledri ditanam secara monokultur (tanaman tunggal).
Pembuatan
Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat di
dalam bedengan dengan jarak tanam 25 x 30 cm.
Perlakuan
Bibit
a) Cabut bibit seledri yang
sehat dan berdaun 3-4 helai bersama akarnya dengan hati-hati. b) Tinggalkan
bibit yang masih kecil untuk dipelihara sebagai tanaman sulam.
c) Potong sebagian akar atau daun.
d) Rendam akar bibit di
dalam larutan pestisida Benlate atau Derosol pada konsentrasi 50% dari anjuran,
selama 15 menit.
Penanaman
a) Tanamkan hanya satu bibit di lubang tanam,
padatkan tanah disekitar batang.
b) Siram bedengan dengan air bersih sampai lembab
c) Pasang mulsa jerami padi
kering setebal 3-5 cm menutupi permukaan bedengan. Mulsa jangan menutupi bibit
seledri
Pemeliharaan
Tanaman
Penyulaman
Penyulaman dilakukan
secepatnya dan tidak melebihi 7-15 hari setelah tanam. Tanaman yang mati dicabut
dan tanaman baru ditanam di lubang yang sama.
Penyiangan
Penyiangan gulma dilakukan
bersaman dengan penggemburan dan pemupukan yaitu pada 2 dan 4 minggu setelah
tanam.
Pemupukan
Pemupukan susulan dilakukan dengan alternatif
sebagai berikut:
a. Larutkan 2-3 kg pupuk NPK
(15-15-15 atau 16-16-16) ke dalam 200 liter air. Siramkan 200-250 cc larutan
pupuk ke tanah sejauh 20 cm dari batang.
b. Larutan pupuk lengkap pril
yang mengandung seluruh unsur hara yang diperlukan tanaman. 2-3 kg pupuk lengkap
dilarutkan dalam 200 liter air. Siramkan 150-200 cc larutan pupuk ke tanah
sejauh 20 cm dari batang.
d. Pupuk lengkap tablet yang
mengandung seluruh unsur hara yang diperlukan tanaman. Satu tablet seberat 2-3
gram dibenamkan sedalam 10 cm di sekeliling batang.
e. Penambahan garam dapur 50
kg/ha menyebabkan tanaman menjadi hijau dan subur.
Pengairan
dan Penyiraman
Di awal masa pertumbuhan,
pengairan dilakukan 1-2 kali sehari Pengairan berikutnya dikurangi menjadi 2-3
kali seminggu tergantung dari cuaca. Tanah tidak boleh kekeringan
atau tergenang (becek). Pengairan dilakukan dengan cara
disiram atau mengairi parit di antara bedengan.
Hama dan
Penyakit
Hama
a. Ulat tanah (Agrotis ypsilon Hufn.)
Gejala: Ulat dan larva
menyerang daun atau pucuk sehingga tanaman layu karena dipotong ulat tanah.
Pengendalian: insektisida Indofuran 3G atau Hostathion.
b. Kutu daun/Aphid (Aphis spp.)
Ciri: kutu berukuran kecil
berwarna kuning/kuning kemerahan, hijau gelap sampai hitam. Gejala: menyerang
permukaan daun bagian bawah dan pucuk tanaman atau batang muda. menguningnya daun (pucuk) kadang-kadang diikuti keriput
daun. Pengendalian: insektisida Monitor 200 KC dan Matador 25 EC.
c. Tungau/mites (Tetranychus spp.)
Ciri: tungau mirip
laba-laba berwarna hijau kekuningan. Gejala: menyerang daun sehingga terdapat
bercak kuning yang berubah menjadi titik-titik hitam atau coklat. Serangan berat terjadi di musim kemarau. Pengendalian: dengan
insektisida-akarisida Omite 570 EC dan Kelthane 200 EC.
Penyakit
a. Bercak cercospora (Cercospora apii Fres.)
Gejala: bercak coklat
kekuningan pada daun dan berubah menjadi gelap, serangan terjadi jika udara
lembab. Pengendalian: dengan fungisida Delsene MX 200, Antracol 70 WP atau
Dithane M-45.
b. Bercak septoria (Septoria apiigraveolens
Dorogin)
Gejala: bercak kecil
berwarna belang hijau-kuning pada daun yang akan
meluas ke seluruh daun. Selanjutnya di tengah bercak terdapat
titik-titik hitam. Pengendalian: dengan Delsene MX 200, Antracol 70 WP
atau Dithane M-45.
c. Virus Aster Yellows
Sangat
menyukai sayuran dari keluarga Umbelliferae seperti wortel, peterseli dan
seledri.
Gejala: daun menguning, pertumbuhan akar berlebihan dan kuncup tidak berkembang
dan tanaman kerdil. Pengendalian: pergiliran tanaman, penggunaan bibit sehat,
memberantas vektor kutu daun dan tungau dengan insektisida.
d. Nematoda akar (Belonolaimus
gracilis, Heterodera schachtii dan B. gracilis). Gejala: Tanaman layu di siang
hari, pertumbuhan merana dan daun seperti terbakar Pada serangan berat, tanaman
mati. Pengendalian: rotasi tanaman, membiarkan lahan tidak ditanami,
menggunakan nematisida Trimaton 370 AS, Vydate 100 AS, Rugby 10 G atau Ropam
375 AS.
e. Hawar bakteri (Pseudomonas apii )
Gejala:
bercak-bercak tidak teratur pada daun, daun berwarna seperti karat dan gugur.
Pengendalian: bakterisida Agrept dan Agrimycin.
Panen
Ciri dan Umur Panen
a. Tanaman berumur 2-4 bulan
setelah persemaian atau 1-3 bulan setelah tanam di kebun. Varitas Tall-Utah
dipanen 3 minggu setelah tanam, varitas Kintsai dipanen 50 hari setelah tanam
dan varitas Florida 683 dipanen 125 hari setelah tanam.
b. Pertumbuhan telah mencapai
maksimal, telah menghasilkan anakan-anakan, daun cukup banyak, dan mencapai
ketinggian tertentu. Varitas Tall-Utah 61-66 cm, varitas Florida 56-61 cm.
Cara Panen
Saledri
daun dipanen dengan memetik batang 1-2 minggu sekali atau mencabut seluruh
tanaman, seledri potong dengan memotong tanaman pada pangkal batang secara
periodik sampai pertumbuhan anakan berkurang, seledri umbi dipanen dengan
memetik daun-daunnya saja dan dilakukan secara periodik sampai tanaman kurang
porduktif.
Perkiraan Produksi
Pertanaman yang baik akan menghasilkan 50 kuintal per hektar. Seledri potongan
Tall-Utah dapat menghasilkan lebih dari 100 ton/ha
Pascapanen
Penyortiran dan
Penggolongan
Hasil panen diseleksi
dengan cara membuang tangkai daun yang rusak atau
terserang hama. Untuk membersihkan dari kotoran/tanah dan
residu pestisida, seledri dicuci dengan air mengalir atau disemprot kemudian
tiriskan di rak-rak.
Sortasi perlu dilakukan
terutama jika seledri akan dipasarkan di pasar
swalayan atau untuk keperluan ekspor. Sortasi dilakukan
berdasarkan ukuran dan jenis yang seragam dan sesuai dengan permintaan pasar.
Seledri diikat dengan ikatan plastik pada berat tertentu yang
disesuaikan dengan permintaan pasar.
Pengemasan
Seledri
yang telah diikat dimasukkan ke dalam wadah berupa karung goni (biasanya untuk
konsumsi pasar tradisional), dus karton atau wadah plastik (untuk konsumsi
pasar swalayan atau ekspor).
Pengemasan
Pengemasan produk biasanya
dilakukan dengan polyetiline yang diberi lubang-lubang kecil. Kemasan
krop ini kemudian dimasukkan ke dalam dos karton atau keranjang plastik.
REFERENSI
Daftar
Pustaka
a) Bonus Trubus no. 342. 1998. Analisis
Komoditas Kebal Resesi.
b) Rahmat Rukmana, Ir. 1995. Bertanam Seledri.
Penerbit Kanisius. Yogyakarta
Mari belajar untuk melestarikan lingkungan dengan
BalasHapusCara Menanam bunga keladi
Cara Menanam cabe
Cara Menanam kangkung
Cara Menanam bayam
Cara Menanam sawi
Cara Menanam bunga kol
Cara Menanam seledri